TERPAPAR COVID-19. TUGAS ANAKKU

On Jumat, 01 Mei 2020 0 komentar







TUGAS ANAKKU

Dodi Indra, S.S
Guru SMP Negeri Bernas kabupaten Pelalawan


“Bu. Ajarin Hafif buat tugas ini donk!”
“Tadi kan sudah.”
“Tadi itu kan bahasa Indonesia Bu. Yang ini Matematika.”
“Apa? Matematika?”
“Iya Bu. Ajarin Hafif ya Bu!”
“Ok deh. Bentar!”
            Kuhentikan kegiatan di dapur. Aku tinggalkan bahan masak yang siap untuk dijadikan tumis kangkung terasi, goreng gurami kuah cabe dan kerupuk singkong campur teri. Hm… makanan special untuk makan siang keluargaku sebentar lagi.
            “Boleh ibu lihat tugasnya?” kataku begitu sampai di ruang tamu tempat Hafif mengerjakan tugasnya. Tidak jauh anak perempuanku, Nadya, duduk serius memperhatikan layar laptop. Samar–samar terdengar percakapan yang aku tak mengerti. Sepertinya menggunakan bahasa Inggris.
Perlahan kujamah juga buku tugas anakku. Di sana sudah tertulis Selasa 17 Maret 2020. Kelas VII. 2. Materi Garis dan sudut.
“Lho. Kok cuman ini aja?” tanyaku sambil menatap Hafif.
“Hafif tak paham Bu. Makanya Hafif minta diajarin Ibu”
“Soalnya mana?”
“Ini bu, dari HP. Dikirimkan bu guru?” kata Hafif lalu menyodorkan HP yang ada didepannya kearah ku.
Kuambil HP yang disodorkan itu. Kugeser layarnya untuk memperbesar tulisan. Kutarik ke bawah untuk mengetahui jumlah soalnya. Ada 5 soal. Seketika kepalaku pusing. Mataku nanar dan membayang melihat gambar yang berupa garis-garis saling beradu.
“Gimana Bu?” tanya Hafif mengejutkanku.
“Hm... “ aku tak sanggup untuk jujur bahwa aku tak bisa mengajarinya. Jangankan untuk menjawab, melihat soalnya saja aku sudah menyerah.
“Hafif. Baca dulu ya buku paketnya?” kataku pelan.
“Sudah Bu. Tapi Hafif tak ngerti” jawab anakku itu jujur.
“Ibu mau lihat buku paketnya” sambung Hafif sambil menyodorkan buku setebal 2 cm kearahku.
“Ini bukunya?” tanyaku polos.
“Iya Bu.” kata Hafif sambil menunjukkan sampul depan buku tebal itu.
Perlahan kuterima buku yang diserahkan Hafif.
“Matematika kelas VII SMP” kubaca judul yang tertera di cover buku itu
“Halaman 165 Bu” kata Hafif memberitahukan halaman yang harus kubuka.
“Iya. Cepat kubuka halaman 165. Garis dan Sudut. Itu ya judulnya?”
“Iya Bu”
Kutatap lekat halaman buku itu. Aku tak mengerti. Kubuka halaman berikutnya. Tetap saja aku tak mengerti. Halaman berikutnya. Kubalik terus tapi tetap saja aku tak mengerti.
“Kok dari tadi dibolak-balik saja Bu” ujar Hafif mengejutkanku.
“Hm…”
“Ya sudah deh. Kalo gitu Hafif tanya kak Nadya aja” kata Hafif. Anak remajaku itu memungut buku bukunya lalu mendekati kakaknya, Nadya  sekarang duduk di bangku kelas 11 SMA. Aku yakin dia mampu mengerjakan soal–soal itu.
“Kak. Bantu Adek” rengek Hafif disamping kakaknya.
“Ala… Ini aja tak paham. Sini kakak ajarin!”
“Alhamdulillah” ucapku bahagia.
Perlahan aku bangkit dan segera menuju dapur untuk melanjutkan kerjaku.
“Ya tuhan…” kuhirup nafas dalam-dalam. Sekitar satu jam yang lalu Aku mengajari Hafif. Tugas bahasa Indonesia. Materinya tentang Fabel. Aku suka membaca cerita makanya kulalap habis cerita antara burung elang dan induk ayam yang ada di buku paket Hafif. Setelah itu kami menjawab pertanyaan yang dikirim guru bahasa Indonesia Hafif melalui grup WA. Walau sedikit mengalami kesulitan namun akhirnya tugas Hafif dapat juga kami selesaikan berdua. Apalagi Hafif termasuk anak yang pintar dan kritis. Dia tidak begitu saja menerima jawaban yang aku berikan. Melalui debat kecil-kecilan yang lumayan alot akhirnya kami mendapat kesepakatan jawaban untuk soal–soal tersebut.
Memang,  sudah dua hari ini Hafif dan Nadya belajar di rumah. Sekolah akhirnya membuat kebijaksanaan untuk melaksanakan pembelajaran di rumah karena semakin meresahkannya virus corona di kota kami. Sudah 2 bulan dunia diresahkan oleh virus corana. Banyak korban bahkan sudah ada yang  meninggal dunia. Semua tugas dishare oleh guru melalui media sosial. Anak-anak untuk sementara waktu belajar di rumah.
Kulihat jam di dinding dapur sekilas. Jarum panjang diangka 6 dan jarum pendek diangka 11. Jam 11 lewat 30. Sebentar lagi suamiku pulang untuk makan siang. Kebiasaan suamiku selalu menyempatkan diri pulang untuk makan siang. Kantornya yang tidak begitu jauh dari rumah memungkinkan untuk pulang. Dia menggunakan jam istirahat dari jam 12 sampai jam 13.30 semaksimal mungkin di rumah.
Kuambil ikan gurami yang tadi kubeli di warung depan. Kubersihkan dan kuberi perasan air jeruk ditambah sedikit garam. Tak sempat lagi untuk memberi bumbu yang lain. Sudahlah Nanti juga enak sendiri. Pikirku
Kukupas beberapa siung bawang merah dan bawang putih. Satu genggam cabe dan satu buah tomat. Kumasukkan semuanya dalam gelas blender. Tidak lama semuanya pun halus. Teknologi sudah memudahkan pekerjaan. Aku tak repot lagi menghaluskannya di batu giling. Walau kuakui rasanya lebih enak digiling tradisional. Tapi untuk kali ini aku harus menghaluskannya dengan cara seperti itu.
Ketika hendak menuangkan minyak ke dalam kuali untuk menggoreng ikan. Tiba-tiba Nadya sudah berdiri disampingku.
“Bu! Bantu Nadya ngerjakan tugas donk. Nadya tak paham” rengeknya.
“Ibu lagi masak sayang”
“Tapi tugasnya harus dikumpulkan sekarang Bu”
“Dikumpulkan sekarang?”
“Iya Bu. Tadi sudah dijelaskan pak guru melalui obrolan di Grup WA. Terus sudah ada videonya juga. Diakhir pembelajaran pak guru memberikan latihan. Harus dikumpulkan sebelum jam 12” jelas Nadya.
“Lho kok mesti sekarang?”
“Kan biasanya juga begitu Bu”
“Biasanya begitu?”
“Iya. Kakak belajar seperti biasa. Hanya tempatnya saja yang di rumah Bu”
“Hmmmm“ kuhirup udara dalam-dalam dari hidungku.
“Ayo la Bu” Nadya mulai menarik tanganku.
“Iya deh. Tunggu! Ibu matikan kompor dulu”
“Asyik…” teriak Nadya kegirangan.
“Oya. Mata pelajaran apa?”
“Bahasa Inggris Bu”
“Apa? Bahasa Inggris? Kelas 11 SMA”
“Oh tidak...” jeritku dalam hati. Dari dulu aku tak suka pelajaran itu. Yang ku tahu hanya yes. No. I love you. Gimana ini?”
 Aku semakin bingung. Kulihat jam dinding. Terlihat jarum panjangnya menunjuk ke angka 10. Jam 11 lewat 50. Sementara itu masakan belum selesai. Jangankan sayur dan lauknya. Nasi saja belum sempat aku masak walau hanya memasukannya saja ke dalam magic com.
“Ayo la Bu” teriak Nadya dari ruang tamu.
“O… Covid-19. Segeralah berlalu” teriakku dari dapur.
                       

Pangkalan Kerinci, 17 Maret 2020

0 komentar:

Posting Komentar