SEJARAH NAMA LANGGAM
Bismillah hirromanir Rohim, kalimat
pertama dituliskan Alhamdulilah kepada Allah SWT, salawat dikirimkan untuk
junjungan alam Nabi Muhammad SAW.
Sepuluh jari disusun, sebelas masuk
kepala kami tundukkan untuk Ninik Mamak, Alim Ulama, Cerdik Pandai, Anak Jantan
(anak laki-laki), Anak Padusi (anak perempuan) serta Anak Kemenakan semuanya.
Jika ada tersinggung menghadap naik, tergeser menghadap turun menulis tidak
dengan semestinya.
Kita ketahui nama Langgam (
kelurahan Langgam) tidak nama ini adanya
sebelum nama Langgam, tetapi menurut sejarah ada mengalami perubahan-perubahan
nama.
Pada zaman dahulu, ada sebuah negeri
yang di kepalai oleh Datuk. Yang disebut datuk bandoro kayo yang nama negeri
tersebut Rana Macang pandak. Datuk Bandoro Kayo adalah ayah dari Datuk Ungge
Bomban.
Pada zaman Datuk Ungge Bomban nama Rana Macang Pandak berubah nama Bukit
Bandaro Bonsu. Menurut sejarah Ungge Bomban adalah ayah dari Sultan Paminggih
yang sekarang diabadikan menjadi sebuah nama jalan di kelurahan Langgam,
Kecamatan Langgam.
Hari berganti hari, minggu berganti
minggu, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun nama negeri Bukit Bnadaro
Bonsu mengalami perubahan-perubahan sehingga disebut dalam cerita, Negeri
Teleng (miring) kelaut, Tebing Lembak-Lembaan (tebing bergelombang oleh air),
Air pasang-pasang (pasang surut dan pasang naik).
Pada zaman Datuk Sultan Paminggih
Langgam bernama Apung Paminggih Lawik (laut) dan Rana Tanjung Bunga. Karena
pergeseran zama dan waktu dari nama taerakhir maka berubah menjadi Langgam.
Menurut kisah yang ada nama Langgam
diambil dari sebatang kayu yang pada waktu itu tidak ada yang tahu nama kayu
tersebut, sehingga ada salah seorang yang member nama kayu tersebut Kayu
Langgam.
Menurut
cerita yang ada kayu tersebut tumbuh disekitar Mesjid Nurul Islam Langgam,
mesjid ini dibangun ditepi sunggai Kampar.
Sejarah
langgam tidak hanya sampai disitu saja, untuk membentuk negeri yang aman dan
sejahtera oleh orang yang arif dan bijaksana ada seorang datuk yang menyusun yang
menurut sejar masih kerabat dari Datuk Ungge Bomban. Datuk menyusun tersebut
adalah Puak atau Pesukuan Domo, Seberang Parit.
Datuk
menyusun bukan nama gelar tapi adalah nama orang. Oleh Datuk Menyusun sebagai
orang cerdik pandai didalam negeri Langgam. Menurut cerita yang didapat maka di
adakan musyawarah untuk menciptakan negeri yang beradat, serta aman dan
sejahtera.
Dari
hasil musyawarah. Terbentuk Datuk-datuk diantaranya :
1. Datuk
Bandahara (Bandaro) tugasnya memegang kekeyayan negeri.
2. Datuk
Bono adalah Datuk untuk anak perantauan
3. Datuk
Imbang tugasnya adalah duhalang negeri (Polisi)
4. Datuk
Bantuo adalah Mamak Soko Jo Pasoko ( mamak anak kemenakan dan menentukan harta
pusaka)
Di
Negeri Langgam tersebut adat Bersendikan Sarak, sarak bersendikan Kitabullah,
maka di Langgam ada yang dinamakan Lembaga Penghulu. Lembaga penghulu itu
terdiri dari :
1. Datuk
Bendaro
2. Datuk
Kerjan
3. Datuk
Lelo
4. Datuk
Majo
5. Datuk
penghulu besar
Menurut sejarah yang didapat setelah
semuanya tersusun di Negeri Langgam yang bernama Datuk Menyusun tidak ada
gelarnya, tetapi orang banyak menyebutkan, Datuk Tempat Berguru, Berdiri Tempat
Bertanya. Hilangnya Datuk Menyusun, maka muncul Datuk Pedano yaitu Orang Tua
Negeri
Sampai sekarang negeri Langgam masih
memakai adat istiadat didalam pesta perkawinan. Inilah yang dapat saya
sampaikan sejarah singkat nama negeri langgam. Jika ada saran dan tambahan,
saya sebagai penulis menerima masukkan tersebut untuk kesempurnaan sejarah ini.
Nara Sumber :
1. Ibunda
Hj. Saudah ( 95tahun )
2. Jammah
(alm)
3. Rais
(alm)
4. Yulizar
s.sos
0 komentar:
Posting Komentar