Makna Kesaktian Pancasila

Tepat tanggal 1 oktober, kita kembali memperingati hari yang sangat krusial bagi terciptanya kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia.
Mungkin kini banyak yang lupa atau bahkan melupakan hari kesaktian Pancasila, sebab seiring perkembangan teknologi dan informasi yang semain pesat, kita pun seakan terbius untuk melupakan sejarah yang sangat penting sebagai wujud terbentuknya dasar negara kepulauan, Indonesia.
Peringatan Kesaktian Pancasila ini berakar pada sebuah peristiwa tanggal 30 September  1965.
Konon, ini adalah awal dari Gerakan 30 September (G.30.S/PKI).
Oleh pemerintah Indonesia, pemberontakan ini merupakan wujud usaha mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis.




Pada saat itu setidaknya ada enam orang Jendral dan berberapa orang lainnya dibunuh sebagai upaya kudeta.
Namun, berkat kesadaran untuk mempertahankan Pancasila maka upaya tersebut mengalami kegagalan.
Maka, tanggal 30 September diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila dalam sejarah Republik Indonesia.
Makna Kesaktian Pancasila
Sebagai dasar negara, Pancasila tidak hanya merupakan sumber derivasi peraturan perundang-undangan.
Melainkan juga Pancasila dapat dikatakan sebagai sumber moralitas terutama dalam hubungan dengan legitimasi kekuasaan, hukum, serta berbagai kebijakan dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara.
Pancasila mengandung berbagai makna dalam  kehidupan berbangsa dan bernegara.
Makna yang pertama Moralitas, sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa” mengandung pengertian bahwa negara Indonesia bukanlah negara teokrasi yang hanya berdasarkan kekuasaan negara dan penyelenggaraan negara pada legitimasi religius. Kekuasaan kepala negara tidak bersifat mutlak berdasarkan legitimasi religius, melainkan berdasarkan legitimasi hukum serta legitimasi demokrasi. Oleh karenanya asas sila pertama Pancasila lebih berkaitan dengan legitimasi moralitas.
Para pejabat eksekutif, anggota legislatif, maupun yudikatif, para pejabat negara, serta para penegak hukum, haruslah menyadari bahwa selain legitimasi hukum dan legitimasi demokratis yang kita junjung, juga harus diikutsertakan dengan legitimasi moral. Misalnya, suatu kebijakan sesuai hukum, tapi belum tentu sesuai dengan moral.
Salah satu contoh yang teranyar yakni gaji para pejabat penyelenggara negara itu sesuai dengan hukum, namun mengingat kondisi rakyat yang sangat menderita belum tentu layak secara moral (legitimasi moral).
Hal inilah yang membedakan negara yang berketuhanan Yang Maha Esa dengan negara teokrasi. Walaupun dalam negara Indonesia tidak mendasarkan pada legitimasi religius, namun secara moralitas kehidupan negara harus sesuai dengan nilai-nilai Tuhan terutama hukum serta moral dalam kehidupan bernegara.
Makna kedua Kemanusiaan, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” mengandung makna bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab, selain terkait juga dengan nilai-nilai moralitas dalm kehidupan bernegara.
Negara pada prinsipnya adalah merupakan persekutuan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari umat manusia di dunia hidup secara bersama-sama dalam suatu wilayah tertentu, dengan suatu cita-cita serta prinsip-prinsip hidup demi kesejahteraan bersama.
Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan norma-norma baik terhadap diri sendiri, sesama manusia, maupun terhadap lingkungannya.
Oleh Karena itu, manusia pada hakikatnya merupakan asas yang bersifat fundamental dan mutlak dalam kehidupan negara dan hukum. Dalam kehidupan negara kemanusiaan harus mendapat jaminan hukum, maka hal inilah yang diistilahkan dengan jaminan atas hak-hak dasar (asas) manusia. Selain itu, asas kemanusiaan juga harus merupakan prinsip dasar moralitas dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara.
Makna ketiga, Keadilan. Sebagai bangsa yang hidup bersama dalam suatu negara, sudah barang tentu keadilan dalam hidup bersama sebagaimana yang terkandung dalam sila II dan V adalah merupakan tujuan dalam kehidupan negara. Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa pada hakikatnya manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil.
Dalam pengertian hal ini juga bahwa hakikatnya manusia harus adil dalam hubungan dengan diri sendiri, adil terhadap manusia lain, adil terhadap lingkungannya, adil terhadap bangsa dan negara, serta adil terhadap Tuhannya. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, segala kebijakan, kekuasaan, kewenangan, serta pembagian senantiasa harus berdasarkan atas keadilan. Pelanggaran atas prinsip-prinsip keadilan dalam kehidupan kenegaraan akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Makna keempat, Persatuan. Dalam sila “Persatuan Indonesia” sebagaimana yang terkandung dalam sila III, Pancasila mengandung nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis, yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama diantara elemen-elemen yang membentuk negara berupa suku, ras, kelompok, golongan, dan agama. Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi tetap satu sebagaimana yang tertuang dalam slogan negara yakni Bhinneka Tunggal Ika.
Makna kelima, Demokrasi. Negara adalah dari rakyat dan untuk rakyat, oleh karena itu rakyat adalah merupakan asal mula kekuasaan negara. Sehingga dalam sila kerakyatan terkandung makna demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam kehidupan bernegara. Maka nilai-nilai demokrasi yang terkandung dalam Pancasila adalah adanya kebebasan dalam memeluk agama dan keyakinannya, adanya kebebasan berkelompok, adanya kebebasan berpendapat dan menyuarakan opininya, serta kebebasan yang secara moral dan etika harus sesuai dengan prinsip kehidupan berbangsa dan bernegara.
Seandainya nilai-nilai Pancasila tersebut dapat diimplementasikan sebagaimana yang terkandung di dalamnya, baik oleh rakyat biasa maupun para pejabat penyelenggara negara, niscayalah kemakmuran dan kesejahteraan bangsa dan negara bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan secara nyata.
Terlebih lagi hingga kini kita selaku bangsa tentulah malu terhadap para pendiri negara yang telah bersusah payah meletakkan pondasi negara berupa Pancasila, sedangkan kita kini seakan lupa dengan tidak melaksanakan nilai-nilai Pancasila yang sangat sakti tersebut.
Perilaku KKN, kerusuhan antar sesama warga negara, ketidakadilan dan ketimpangan sosial, berebut jabatan, perilaku asusila, serta berbagai perilaku abmoral lainnya adalah segelintir perilaku yang hanya dapat merusak nilai Pancasila itu sendiri. Kini, Marilah kita kembali junjung tinggi nilai-nilai Pancasila agar kita tetap dipandang sebagai bangsa dan negara yang beradab, beragama, beretika, dan bermoral.
Salam


 G-30S PKI, Antara Sebuah Fakta Atau Rekayasa

Film G30 S PKI, Fakta atau sebuah rekayasa sejarah?
Film G30 S PKI, Fakta atau sebuah rekayasa sejarah?
Tepat hari ini 30 September  44 tahun yang lalu Indonesia diguncang suatu tragedi yang sangat memilukan sejarah dan catatan perjalanan bangsa. Para Jendral dan Petinggi Angkatan Darat saat itu dibunuh secara sadis dan tidak berperikemanusiaan.
Hingga akhir kekuasaan rezim Soeharto semua orang percaya bahwa semua itu adalah perbuatan yang diotaki oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dan di pelajaran sejarah pun di catatkan kronologi menurut kepentingan penguasa saat itu. Namun ketika orde reformasi dan tumbangnya rezim orde baru sepeninggal Soeharto dimana kebebasan berbicara terbuka lebar mulailah terkuak satu persatu kejanggalan skenario sejarah yang selama ini dicatatkan.
Dalam buku Sejarah kelas 3 kurikulum 1994 ditulis bahwa PKI yang menjadi dalang peristiwa Gerakan 30 September 1965. Dimana peristiwa itu mengigatkan kita bahwa PKI selalu berusaha mencari kesempatan untuk melakukan Kudeta (perebutan kekuasaan).
Dalam buku tersebut juga disebutkan bahwa Aidit menugaskan Kamaruzaman alias Syam sebagai Ketua Biro Khusus PKI untuk merancang dan mempersiapkan perebutan kekuasaan. Kemudian biro ini melakukan pembinaan terhadap perwira-perwira ABRI diantaranya adalah Brigjen Supardjo dan Letkol Untung dari TNI AD, Kolonel Sunardi dari TNI AL dan Letkol Anwas dari Kepolisian. PKI menyadari bahhwa hambatan untuk mencapai tujuannya adalah TNI AD. Oleh karena itu pada tanggal 30 September 1965 sebelum subuh tanggal 1 Oktober 1965 upaya penculikan dan pembunuhan terhadap para perwira tinggi TNI AD dilancarkan. Di buku tersebut juga dipaparkan bahwa penumpasan pemberontakan G30S/PKI dilakukan oleh ABRI dan rakyat yang setia kepada Pancasila. Mayjen Soeharto sebagai Panglima Kostrad (Komando Strategi Angkatan Darat) mengambil langkah-langkah untuk memulihkan kembali keadaan.
Pengambilan jenasah para Jenderal AD di Lubang Buaya
Pengambilan jenasah para Jenderal AD di Lubang Buaya
Kebutuhan akan rekonstruksi sejarah, yang terasa berkenaan dengan tumbuhnya kebingungan masyarakat awam mengenai sejarah G30S/PKI seperti yang telah mencuat melalui media massa. Ironisnya hampir seluruh informasi baru diekspos oleh media tersebut bertolak belakang dengan buku SMP kelas 3 1994. Pemaparan baru fakta dan opini dibalik G30S/PKI itu pada pokoknya ingin mengubah peran dan posisi Jendral Soeharto terhadap G30S/PKI yakni pemberantas yang cekatan dan jitu menjadi terlibat atau tersangka.
Adapun pemaparan baru tentang fakta dan opini di balik G30S/PKI itu, ingin merubah total peran dan posisi Soeharto terhadap G30S/PKI yakni sebagai sebagai pemberantas yang cekatan dan jitu mejadi terlibat atau tersangka.

Fakta-fakta tersebut antara lain:

1. Pengakuan Kol. A. Latief (gembong PKI) bahwa dua kali ia memberitahukan kepada Soeharto tentang rencana penindakan terhadap sejumlah jendral. Dalam bahasa laten menghadapkan Dewan Jendral kepada Presiden. Namun Soeharto yang pada saat itu Panglima Kostrad tidak mengambil inisiatif melapor kepada atasannya. Dia diam saja dan hanya manggut-manggut mendengar laporan itu. Latief menginformasikan rencana penindakan terhadap pera Jendral itu dua hari dan enam sebelum hari H.
2. Fakta bahwa sebagai perwira tinggi dengan fungsi pemandu di bawah Pangab Jendral A. Yani, Soeharto tidak termasuk sasaran G30S/PKI. Ini bisa dipertanyakan, mengingat strategisnya posisi Kostrad apabila Negara dalam keadaan bahaya. Kalau betul Soeharto tidak berada dalam Inner Cycle gerakan, kemungkinan besar ia termasuk dalam daftar korban yang dihabisi di malam tersebut.
3. Hubungan emosional cukup dan amat dekat Soeharto dengan para pelaku PKI yakni Untung dan Latief sedangkan Sjam termasuk kolega Soeharto di tahun-tahun sesudah Proklamasi.
4. Menurut penuturan Mayjen (Purn) Mursjid, 30 September malam menjelang 1 Oktober 1965 itu pasukan Yon 530/Brawijaya berada di sekitar Monas. Padahal tugas panggilan dari Pangkostrad Mayjen Soeharto adalah untuk defile 5 Oktober.
5. Mayjen (Purn) Suharjo, mantan Pangdam Mulawarman yang sama-sama dalam tahanan dengan Mayor (Purn) Soekardi, eks Wadan Yon 530/Brawijaya menceritakan bahwa surat perintah dari Pangkostrad kepada DanYon 530 itu dalam rangka penugasan yang disinggung Jendral Mursjid tadi, ternyata kemudian dibeli oleh Soeharto seharga Rp 20 juta.
Ratna Sari Dewi (mantan istri Bung Karo) pernah menyatakan: ?Sejak pagi 1 Oktober Soeharto sudah propaganda bahwa pelakunya PKI sepertinya dia sudah tahu semua seakan telah direncanakan. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana ia bisa menguasai Indonesia? Harus diingat system komunikasi saat itu belum seperti sekarang. Teleponnya belum lancar dan tak ada yang punya telepon genggam. Bagaimana dia bisa memecahkan masalah yang terjadi pada malam 30 September dan segera bertindak begitu cepat? Kalau belum tahu rencana G30S/PKI ia tidak mungkin bisa melakukannya.?
Dari kutipan buku Sejarah SMP kelas 3 tersebut diatas dengan pengakuan Ratna Sari Dewi kita dapat menarik menarik kesimpulan bahwa Soeharto sudah mengetahui akan terjadi gerakan 30 September yang dilakukan PKI.
Hal ini dibuktikan, mengapa begitu cepat dia mengambil keputusan dan mengumumkan ke seluruh rakyat Indonesia melalui RRI, bahwa telah terjadi peristiwa penculikan oleh gerakan kontra Revolusioner yang menamakan dirinya G30S padahal, alat komunikasi pada saat itu belum secanggih sekarang.
Fakta-fakta lain yang mampu mengungkap kebenaran ini tidak hanya sebatas fakta internal. Lebih dari itu kebenaran yang mulai terkuak mengejutkan masyarakat awam adalah ternayata Soeharto juga mempunyai hubungan dengan CIA. Hal ini terbukti dengan adanya satu kompi batalyon 454 Diponegoro Jawa Tengah dan satu kompi batalyon 530 Brawijaya Jawa Timur, yang secara terselubung digunakan Soeharto sebagai penggerak.
Soeharto disebut-sebut terlibat dalam peristiwa tragis itu. Oleh saksi dan sejumlah pelaku sejarah , serta sejarawan, dikatakan Soeharto mengetahui rencana penculikan para jenderal tapi tidak berusaha mencegahnya. Itulah salah satu titik kontroversi G30S. Buku yang terbit pertama kali pada 1999 ini menyebutkan ada enam titik kontroversi (hlm. 6-9).
Pertama, siapa dalang gerakan 1 Oktober 1965?
Kedua, mengapa Mayjen Soeharto menghalangi Mayjen Pranoto Reksosamodro menghadap Presiden Soekarno untuk didaulat menjadi Men/Pangad, jabatan yang ditinggalkan Letjen Ahmad Yani?
Ketiga, mengapa Soeharto seolah-olah mengulur waktu untuk merebut Gedung RRI dari tangan G30S?
Keempat, mengapa penggalian mayat para jenderal baru dilaksanakan pada 4 Oktober 1965, padahal lokasinya sudah diketahui pada 3 Oktober?
Kelima, adakah konspirasi antara Letkol Untung Syamsuri (pemimpin lapangan), Kolonel Latief, Sjam Kamaruzzaman, dan Mayjen Soeharto? Keenam, mengapa Ketua Partai Komunis Indonesia, D.N. Aidit, dibunuh ketika dia tertangkap di Boyolali, padahal kesaksiannya di pengadilan akan sangat membantu untuk menyingkap tabir G30S yang sebenarnya? Yang menarik pada buku ini adalah pengungkapan pertemuan Kolonel Latief dan Soeharto di RSAD Gatot Soebroto beberapa jam menjelang penculikan para jenderal. Waktu itu anak Soeharto yang berusia tiga tahun, Tommy, ketumpahan sup panas dan dilarikan ke rumah sakit itu. Di sana pada sekitar pukul 21.00, Latief menemui Soeharto. Menurut pengakuan Soeharto, dalam wawancara dengan surat kabar Del Spiegel Jerman Barat pada Juni 1970, kedatangan Latief untuk membunuhnya. “Tapi, nampaknya ia tidak melaksanakan berhubung kekhawatirannya melakukan di tempat umum,” ujar Soeharto. Pengakuan Soeharto itu bertentangan dengan jawaban yang diberikan kepada penulis bernama Brachman pada 1968, yang mengatakan bahwa Kolonel Latief datang untuk menanyakan kesehatan anaknya. “Saya terharu atas keprihatinannya,” kata Soeharto (hlm 18). Sementara itu, Latief sendiri mengatakan: “Yang sebenarnya saya pada malam itu di samping memang menengok putranda yang sedang terkena musibah itu, sekaligus saya melaporkan akan diadakannya gerakan pada esok pagi harinya untuk menggagalkan Coup d”Etat dari Dewan Jenderal, di mana beliau sudah tahu sebelumnya.” (hlm 20). Buku ini juga mengungkap kesaksian Boengkoes, yang muncul di media massa setelah Soeharto lengser.
Boengkoes adalah serma pelaku langsung G30S. Saat gerakan berlangsung ia mendapat tugas menangkap Mayjen MT Haryono. Kesaksian Boengkoes dalam buku ini merupakan kompilasi dari wawancara sejumlah media massa, setelah Boengkoes dibebaskan dari LP Cipinang pada 25 Maret 1999. Salah satu poin kesaksiannya adalah bahwa para jenderal itu tidak disiksa terlebih dahulu sebelum ditembak. Ini sangat berbeda dengan yang digembar-gemborkan Orde Baru bahwa para jenderal itu digambarkan disiksa bahkan dikatakan disayat-sayat, apalagi penis dipotong. “Para jenderal itu dipapah sampai bibir sumur baru kemudian ditembak,” ujarnya. Kesaksian Boengkoes mempertegas hasil Selain itu, kata Boengkoes, “Dan tidak benar kalau ada pesta dan nyanyi-nyanyi (seperti film tayangan TV).
Suasana saat itu benar-benar sepi….” Masih ada sejumlah kesaksian pelaku sejarah mengenai G30S, yang menarik untuk
diketahui sebagai perbandingan dengan sejarah G30S versi Orde Baru yang tidak akurat atau sengaja dipalsukan.


Allah Bersama Orang yang Sabar

Sesungguhnya Allah itu bersama dengan orang-orang yang sabar.” Kata-kata itu dulu jadi kerap saya dengar dari Etty, sahabat saya semasa berkuliah dan kos di Malang dalam bentuk ucapan bahasa Arabnya. Dalam ketidaksabarannya menghadapi sesuatu, kerap, Etty menahan rasa emosinya dengan mengucapkan kata-kata tersebut dan berupaya untuk tersenyum sembari menghela nafas.
Di kemudian hari, masih di Malang, saya yang awalnya hanya gemar membaca Al Quran tanpa tahu artinya, baru tahu jika kata-kata dalam bahasa Arab yang sering diucapkan Etty itu adalah bagian dari ayat Al Quran. Hehe… payah yah?!
Namun bagi saya sebelumnya, kata-kata tersebut hanya saya maknai sebagai arti bahwa Allah itu akan membantu orang-orang yang sedang berkondisi sabar. Paling tidak, kita melatihnya ketika melakukan shalat, puasa, atau ketika menghadapi orang yang sedang emosi. Pikir saya kala itu, jika kita sedang menghadapi suatu kesulitan, maka sebaiknya kita banyak melakukan shalat dan puasa. Maka, dari situlah Allah akan membantu kita.
Tapi itu pengertian yang saya pahami sebelum saya mendengar penjelasan dari Ustadz Abu Sangkan dalam acara Ensiklopedia Islam di Metro TV. Dalam acara yang selalu paling saya sukai setiap kali bulan Ramadan tiba, Ust Abu membuka pikiran saya dengan sebuah penjelasan nalar yang cukup membuat saya terpukau. Ia bisa menerangkan tentang sabar dalam sudut pandang energi dari ilmu tai chi milik Tionghoa.
Menurutnya, seseorang yang berada dalam kondisi sabar itu seperti laiknya seseorang yang sedang dalam kondisi kosong. Namun meski kosong yang terlihat, sesungguhnya kondisi sabar itu bisa membuat seseorang mengisi penuh energinya sehingga ia mampu memiliki kekuatan.
Misalnya saja ketika kita sedang menghadapi seseorang yang sedang emosi, sesungguhnya orang tersebut justru tidak sedang dalam kondisi berenergi. Yang ada, energi yang dimiliki oleh seseorang yang sedang emosi tersebut justru bisa terserap oleh orang di hadapannya yang sedang dalam kondisi diam, alias sabar.
Karena itulah seseorang yang usai menangis atau marah, pasti sesudahnya akan merasa lemas. Dalam Al Quran sendiri (yang maaf saya lupa surat dan ayatnya), disebutkan bahwasanya seseorang yang usai bersedih atau menangis, akan diberikan Allah rasa kantuk pada tubuhnya. Subhanallah, dari penjelasan Ust Abu, saya jadi paham makna dari surat tersebut!
Hubungan sabar dengan shalat juga hampir mirip dengan penalaran hubungan seseorang yang sabar ketika menghadapi seseorang yang sedang emosional. Seseorang yang sedang sabar dalam melakukan shalat, sesungguhnya ia sedang mengondisikan dirinya dalam keadaan yang nyaman. Baik itu dalam otak atau pikiran, maupun dalam gerak tubuhnya.
Kondisi otak dan tubuh yang seperti itu ternyata menurut Ust Abu, mampu membuat seseorang bahkan memiliki peningkatan antibodi dalam tubuhnya. Karena, otak akan dengan sendirinya memerintahkan pada tubuh untuk mengeluarkan zat kekebalan tubuh ketika seseorang berada dalam kondisi tersebut. Itu bahkan artinya, mampu membuat seseorang menyingkirkan sendiri penyakit-penyakit yang ada pada tubuhnya.
Penjelasan itulah yang membuat saya makin paham dan yakin akan khasiat shalat tahajud. Pernah saya dengar, jika kita memiliki penyakit kanker misalnya, bisa sembuh dengan sendiri melalui shalat tahajud yang dilakukan secara rutin.
Hilangnya penyakit itu memang tak lain dari izin Allah yang berasal dari doa-doa yang kita panjatkan kepada-Nya demi kesembuhan yang kita pinta. Namun jika melihat penjelasan akan efek shalat pada antibodi, sesungguhnya sistem kerja itulah yang sedang berproses pada diri kita.
Bagaimana cara shalat dengan sabar? Ust Abu pun memberikan tipsnya. Caranya, tak lain adalah dengan menikmati. Bahkan, Ust Abu pun justru tidak memberikan tips untuk berkonsentrasi lho ketika shalat!
Yang ada, Ust Abu justru menyarankan kita untuk sadar ketika shalat dan berpikir bahwasanya apa yang sedang kita ucapkan itu sesungguhnya memang ucapan yang sedang kita bicarakan kepada Allah yang berada di hadapan kita ketika kita sedang shalat. Cara sadar seperti itulah yang justru membuat kita bisa menikmati ritualitas shalat.

 REMAJA SAAT INI



Kita punya lho hari khusus yang diperingati kaum remaja di seluruh dunia yaitu Hari Remaja (Youth Day), setiap tanggal 12 Agustus. Memang Hari Remaja ini belum popular atau belum banyak dikenal di Indonesia.
Gagasan tentang pentingnya remaja memiliki satu hari khusus bermula dari Konferensi Dunia para menteri yang bertanggung jawab menangani masalah remaja yang diselenggarakan di Lisabon pada tanggal 8-12 Agustus tahun 1998. Para menteri ini mengusulkan agar hari terakhir konferensi diperingati sebagai Hari Remaja Sedunia. Akhirnya pada Desember 1999, Sidang Umum PBB mengeluarkan resolusi yang menetapkan bahwa tanggal 12 Agustus sebagai Hari Remaja dan perayaan pertama dimulai tahun 2000.
Sidang Umum PBB juga merekomendasikan perlu adanya kegiatan pemberian informasi kepada masyarakat sehubungan dengan peringatan Hari Remaja untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia akan Program Aksi bagi Remaja mulai tahun 2000 dan seterusnya.
Tema peringatan Hari Remaja Sedunia 2003 adalah Finding Decent and Productive Works for Young People Everywhere (Mendapatkan Pekerjaan yang Layak dan Produktif untuk Orang Muda di mana saja). Mengapa pekerja remaja yang menjadi tema tahun ini, karena ternyata di dunia ini - menurut PBB - ada sekitar 500 juta anak-anak dan remaja baik laki-laki maupun perempuan yang akan memasuki lapangan kerja pada dekade mendatang.
Sementara itu lapangan kerja yang tersedia terbatas sehingga jutaan anak-anak dan remaja tidak dapat memasuki lapangan kerja karena keterbatasan pendidikan dan ketrampilannya. Dan biasanya anak dan remaja perempuan lebih banyak yang tersisihkan atau menjadi korban.
Situasi dan kondisi remaja saat ini mencerminkan situasi dan kondisi bangsa di masa datang . Bagaimana suatu masyarakat berkembang tergantung pada seberapa jauh remaja dilibatkan dalam proses membangun dan mendesain masa depan. Tetapi dalam kenyataannya, banyak negara belum memberikan kesempatan pada remaja untuk terlibat dalam kehidupan bermasyarakat .
Problem yang dihadapi remaja tidak hanya saat ini, tetapi juga saat yang akan datang, seperti terbatasnya sumber daya yang tersedia, ketidakadilan sosial, kondisi ekonomi-politik, diskriminasi jender, kehidupan yang tidak aman, tingginya angka pengangguran remaja, konflik dan konfrontasi. Selain masalah SARA, kualitas kesehatan, kelaparan, kekurangan gizi, perubahan peran keluarga dan ketidakmerataan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan, dan sebagainya.
Satu generasi tanpa harapan untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang layak akan merupakan suatu beban bagi masyarakat dan negara. Pendidikan dan pekerjaan yang tidak layak pada awal karier seorang remaja akan berdampak buruk pada masa depannya. Remaja yang terasing dari masyarakatnya, frustrasi karena kurangnya kesempatan kerja dan pendidikan, akan mudah jatuh ke dalam tindakan kriminal dan ilegal lainnya.
Di dunia ini banyak ditemui remaja baik laki-laki dan perempuan yang kurang pendidikannya dan tidak mempunyai ketrampilan yang memadai untuk memasuki dunia kerja. Bahkan masih banyak ditemui remaja-remaja yang tidak punya kesempatan sekolah atau mendapatkan pendidikan.
Menjadi tugas pemerintah dan masyarakat untuk menyediakan pendidikan yang layak bagi warga negaranya terutama remaja. Disamping itu juga perlu diperhatikan untuk memberikan kesempatan yang sama bagi remaja perempuan dan laki-laki.
Sementara itu, pelanggaran terhadap hak anak juga masih banyak terjadi di dunia utamanya yang dialami anak dan remaja di negara berkembang termasuk Indonesia. Misalnya kasus buruh anak, yang dipekerjakan di tempat yang berbahaya bagi keselamatan mereka, dengan upah yang tidak memadai, dengan jam kerja lebih panjang dari seharusnya, serta tanpa jaminan kesehatan dan kesejahteraan.
Kasus lain seperti trafficking, pada kasus ini, anak dijual dan dijadikan pembantu rumah tangga, dilacurkan, dijadikan pengemis, pengedar narkotika atau dieksploitasi di tempat kerja berbahaya seperti jermal, tambang, perkebunan dan sebagainya. Saat ini bahkan dikenal modus baru seperti anak diadopsi secara palsu, direkrut untuk perang, serta kasus-kasus pedophilia.
Hal yang lebih sering dialami anak dan remaja kita dari berbagai kalangan adalah terbatasnya (atau, lebih tepatnya, dibatasinya) akses terhadap informasi yang tepat. Terbatasnya informasi kesehatan reproduksi dan seksualitas bisa berakibat remaja ingin mengambil jalan pintas, yaitu melibatkan diri dalam pelacuran remaja selain karena masalah ekonomi.
Sudah waktunya bagi kita untuk belajar mengemukakan pendapat dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang menyangkut diri kita. Misalnya, kita harus bisa menuntut bahwa kita mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan maupun pekerjaan yang layak dan tidak diperlakukan sewenang-wenang. Karena negara mempunyai kewajiban untuk menyediakan pendidikan dan pekerjaan yang layak bagi warga negaranya.
Dari Remaja untuk Remaja oleh Remaja
Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan melibatkan remaja dalam suatu kegiatan atau kebijakan? Kita ambil contoh dalam masalah pendidikan seksual dan kesehatan reproduksi. Pada awalnya masyarakat banyak yang mempertanyakan mengapa remaja perlu diikutsertakan dalam mengurus masalah Kesehatan Reproduksi? Itu kan untuk mereka yang sudah berumah tangga, atau buat mereka yang memang sudah saatnya membina keluarga baru?
Kehidupan berkeluarga yang bahagia itu justru harus mulai direncanakan sejak remaja, sejak seorang anak mendapat menstruasi atau mimpi basahnya. Kita berhak mendapat informasi yang benar mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas, justru supaya bisa melindungi diri dari semua perilaku yang tidak atau kurang baik. Untuk apa? Tentu saja supaya kita tetap sehat secara lahir, batin dan sosial sampai saatnya siap membina kehidupan berumah tangga.
Sudah ada banyak kasus dan contoh dari kehidupan kita sehari-hari bagaimana seorang remaja kehilangan masa depannya hanya karena tidak mendapat informasi yang benar untuk melindungi diri sendiri dan untuk menjaga orang-orang di sekitarnya. Misalnya kasus-kasus kehamilan di luar nikah, aborsi, over dosis, HIV/AIDS, pelecehan seksual dan masih banyak hal lainnya.
IPPF (International Planned Parenthood Federation) dengan PKBI sebagai salah satu anggotanya, sadar betul adanya ancaman besar tehadap remaja, sehingga IPPF dan PKBI mulai menggagas program peduli remaja. Peduli remaja sebagai partner, pelaku dan target group dari semua kegiatan yang diselenggarakan. Sebagai mitra, IPPF sudah mengakui keberadaan remaja untuk duduk bersama para orang dewasa, berdebat, berbagi ide dan pengalaman, untuk kemudian menghasilkan suatu kebijakan yang disebut Youth Manifesto.
Keberadaan youth manifesto telah menjamin hak kita sebagai remaja di seluruh dunia untuk mendapat informasi dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan kita. Youth manifesto adalah program atau kebijakan internasional yang dibuat dari, oleh dan untuk remaja.
Ada dua hal yang mendasar bagi IPPF maupun PKBI terhadap eksistensi remaja dalam programnya, yaitu kerjasama remaja-dewasa agar remaja memperoleh informasi yang dibutuhkan; dan agar remaja bisa berpartisipasi secara aktif dalam lingkungan sosialnya.
Keberadaan youth member dalam organisasi IPPF ada dalam setiap level strukturalnya. Sejak 1998, IPPF mewajibkan anggota Governing Council-nya terdiri atas 20% youth representatives (Governing Council adalah badan tertinggi IPPF tempat semua kebijakan IPPF dibahas untuk menentukan strategi dan pengambilan keputusan tertinggi). Coba bayangkan, kita-kita yang remaja ini, diikutsertakan di dalamnya! Ternyata suara kita juga ikut didengar. Enggak gampang lho, mendapat kepercayaan untuk bisa ikut menentukan kebijakan IPPF!
Lalu bagaimana peran remaja dalam pelaksanaan program? PKBI sudah punya 26 youth center di seluruh Indonesia. Remajalah yang punya andil paling besar dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan di youth center. Sebut saja mulai dari identifikasi bentuk program, perencanaan kegiatan termasuk strategi untuk penjangkauan kelompok dampingan, sampai implementasi programnya, semua dikerjakan oleh remaja. Hebat, kan?
Coba deh main ke youth center yang ada di kota kita, teman-teman pasti menjumpai orang-orang yang sebagian besar memang remaja seusia kita-kita. Itulah hebatnya remaja. Kalau kita memang bisa memanfaatkan kesempatan dan punya ruang yang cukup bebas untuk berkembang, jangan pernah menyia-nyiakannya.
Tentu saja kita juga enggak bisa lepas sepenuhnya dari peran orang-orang dewasa. Kegiatan teman-teman di youth center PKBI ini cukup membuktikan kalau kita mau, kita pasti bisa memberi yang terbaik.
Nah, tanggal 12 Agustus nanti, kenapa enggak kita isi dengan sebuah perayaan kecil atas apa yang telah kita capai dan apa yang akan kita lakukan ke depan nanti. Kita mulai mengisi hidup kita dengan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang-orang di sekitar kita, apapun bentuknya. Have a very nice youth day….

Kuis Logic

Dibawah ini ada empat ( 4 ) pertanyaan dan satu pertanyaan bonus. Jawablah semua tanpa banyak pikir. Cuma boleh berpikir sedetik, jawab segera. OK?

Ayo cari tahu, seberapa pintar anda...
.

Siap? GO!!! (gulung layar)
< /B>










Pertanyaan pertama:


Anda ikut berlomba. Anda menyalip orang di posisi nomor dua. Sekarang posisi anda nomor berapa?



~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~




Jawaban:
Jika anda menjawab Nomor Satu, anda SALAH BESAR! Jika anda menyalip orang nomor dua, sekarang andalah yang ada di posisi nomor dua!

Jangan ngaco lagi, ya?.
Sekarang jawab pertanyaan kedua,
tapi
jangan berpikir lebih banyak daripada ketika menjawab pertanyaan pertama tadi, OK ?

Pertanyaan Kedua:

J
ika anda menyalip orang di posisi terakhir, sekarang anda di posisi…?
(gulung layar)














~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~




Jawaban:
Jika anda menjawab anda orang kedua dari terakhir, anda SALAH LAGI… Coba, bagaimana caranya menyalip orang TERAKHIR?


Anda sebetulnya tidak terlalu pintar, '
kan ?





Pertanyaan ketiga:

H
itung-hitungan yang pelik! Catatan: kerjakan di pikiran anda saja.
JANGAN gunakan kertas atau pensil atau kalkulator. Cobalah.




Ambil
1000 dan tambahkan 40 padanya. Sekarang tambahkan 1000 lagi. Sekarang tambahkan 30 . !
Tambahkan
1000 lagi< U> . Sekarang tambahkan 20. Sekarang tambahkan 1000
Sekarang tambahkan
10 . Berapa totalnya?


gulung layar.....










~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~



Apakah hasilnya
5000 ?

Jawaban yang benar adalah 4100.




Kalau tidak percaya, cek dengan kalkulator!
Hari apes, ' kan ?
Mungkin di pertanyaan terakhir anda bisa benar...
.Mungkin.




Pertanyaan keempat:


Ayah Mary punya lima anak: 1. Nana, 2. Nene, 3. Nini,
4. Nono. Siapa nama anak kelima?








~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~


Apa anda menjawab
Nunu?
BUKAN!
Tentu saja bukan.
Anak kelima namanya
Mary. Baca lagi pertanyaannya!



Okay, sekarang ronde bonus:


SEORANG
bisu pergi ke toko dan ingin membeli sikat gigi. Dengan menirukan orang menggosok gigi, ia berhasil menyampaikan keinginannya pada penjaga toko dan ia berhasil membeli sikat gigi...
Berikutnya, seorang buta masuk ke toko itu dan ingin membeli kacamata hitam, bagaimana DIA menunjukkan keinginannya?








~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~



Langsung aja ngomong, dia
kan gak bisu...



PERMAINAN ISLAMI


 


KETERANGAN:

1.      Permainan ini terdiri dari 5 bagian, dan setiap bagiannya memerlukan kerjasama dalam setiap kelompoknya.
2.      Banyak kelompok terdiri dari 4 kelompok ( kelompok Yordania ada 2 kelompok dan kelompok Yerusalem ada 2 kelompok )
3.      Kelompok yang dikatakan menang adalah kelompok yang mengumpulkan skor tertinggi.
4.      Selamat bermain dan berjuang!!!!!



KEGIATAN PERMAINAN

  1. SEMUA KELOMPOK. BUATLAH 5 BUAH PANTUN YANG SALING BERKAITAN DENGAN PANTUN YANG LAIN, TEMA “ MENYAMBUT PUASA SAMPAI DENGAN MENYAMBUT LEBARAN “ ( WAKTU DISKUSI KELOMPOK 10 MENIT )

  1. SEMUA KELOMPOK . CARILAH DI DALAM ALQUR’AN PERINTAH ALLAH TENTANG KEWAJIBAN KITA MELAKSANAKAN SHOLAT DAN ZAKAT ( MINIMAL 2 AYAT ).( WAKTU DISKUSI KELOMPOK 10 MENIT ).

  1. SEMUA KELOMPOK. SEBUTKAN NAMA-NAMA ALLAH ( ASMAUL HUSNA ) SEKALIGUS ARTINYA SECARA BERGILIRAN DALAM KELOMPOK ( MINIMAL 15 NAMA ALLAH ). ( WAKTU DISKUSI KELOMPOK 10 MENIT ).

  1. SEMUA KELOMPOK. BUATLAH SEBUAH CERITA LUCU TENTANG PUASA ATAU LEBARAN TERDIRI DARI 2 PARAGRAF. ( WAKTU DISKUSI KELOMPOK 10 MENIT )

  1. SEMUA KELOMPOK. DIBERIKAN POTONGAN GAMBAR, SETIAP KELOMPOK MENYUSUN POTONGAN GAMBAR MENJADI SATU GAMBAR YANG INDAH DAN BERIKAN JUDUL PADA GAMBAR TERSEBUT!. ( WAKTU DISKUSI KELOMPOK 10 MENIT )
 By : Dodi Inrda,S.S