ARANG AMPAS TEBU SEBAGAI ALAT PENYARING AIR

On Sabtu, 30 April 2011 1 komentar

ARANG AMPAS TEBU SEBAGAI ALAT PENJERNIH AIR

DODI INDRA, S.S
BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber kehidupan, yaitu air. Dahulu negara Indonesia merupakan negara yang asri dan memiliki sumber air yang bersih dan layak digunakan baik sebagai air minum, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Namun sekarang ini Indonesia mengalami krisis air bersih karena banyaknya manusia yang merusak lingkungannya sendiri dengan cara membuang sampah ke tempat yang bukan tempatnya, seperti : selokan, kolam, dan sungai, serta pengolahan limbah pabrik yang tidak benar dan kerap terjadi dimana-mana. Pengeboran minyak sebagai contohnya, dapat menyebabkan pencemaran air laut. Pencemaran air yang terjadi hampir di semua wilayah di Indonesia menyebabkan sumber air di Indonesia tidak layak dikonsumsi sebelum dilakukan pengolahan oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) dan penyaringan secara manual terlebih dahulu.
Pada daerah-daerah yang susah sumber air bersih seperti daerah tanah gambut menyebabkan air yang dikeluarkan oleh sumber air bersih juga akan berpengaruh dengan standar kelayakan air bersih. Air yang dikeluarkan oleh sumber air pada daerah tanah gambut biasanya berwarna merah dan berasa asam. Hal inilah yang menyebabkan air sangat jauh dari standar kelayakan air untuk dikonsumsi. Air yang layak dikonsumsi manusia harus jernih, tidak berasa atau tawar dan tidak berbau.
Penyaringan air bagi rakyat di Indonesiaadalah alat yang dinilai harganya sangat mahal. Hal inilah yang membuat harga air bersih setelah disaring dan diolah oleh perusahaan air minum menjadi tinggi, sehingga banyak rakyat miskin yang menkonsumsi air yang tidak layak dikonsumsi tersebut.
Kejadian ini bukan hanya mencakup wilayah kota-kota besar saja, bahkan di daerah penulis sendiri yaitu kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, mengalami hal yang serupa, selain secara geografis merupakan daerah tanah gambut, tanahnya juga memiliki kandungan minyak, dan menyebabkan masyarakat di daerah ini tidak dapat memanfaatkan air tersebut untuk kebutuhan hidup mereka. Mengingat hal ini, diperlukan cara alternatif untuk melakukan penyaringan terhadap air tersebut.

Penyaringan secara manual untuk air sumur yang biasa dikonsumsi masyarakat kecamatan Pangkalan Kerinci sudah ada yang memakainya, dengan menggunakan bahan dari pasir, ijuk dan arang yang disusun secara berlapis-lapis. Pasir dan ijuk dapat dibeli dengan harga yang terjangkau, namun arang yang biasa dijual di pasar relatif mahal, selain itu arang juga jarang dijumpai di pasar. Hal inilah yang membuat penulis ingin meneliti bahan yang dapat dijadikan pengganti arang, seperti arang ampas tebu.
Di pulau Jawa, ampas tebu digunakan sebagai bahan pembuat kertas, namun di Riau secara umum dan di daerah Pangkalan Kerinci khususnya, ampas tebu ini hanya menjadi sampah. Penulis melihat banyak ampas tebu dibuang dengan begitu saja. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk meneliti ampas tebu untuk dapat digunakan sebagai bahan penyaring air.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Mampukah arang ampas tebu dijadikan alternatif untuk menjernihkan air keruh sehingga air menjadi layak dikonsumsi ?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini Peneliti hanya meneliti serta mengamati arang ampas tebu sebagai bahan alternatif untuk menjernihkan air. Arang ampas tebu diambil dari jenis tebu yang berkulit coklat ((Saccharum officinarum).




D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan arang ampas tebu menetralkan air dan menjernihkan air keruh sehingga air tersebut dapat digunakan masyarakat. Selain itu tujuan penelitian ini untuk mengikuti lomba karya ilmiah remaja ( LPIR ) yang diadakan oleh Dinas pendidikan.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan arang ampas tebu sebagai bahan alternatif untuk menjernihkan air keruh, sehingga diharapkan arang ampas tebu ini dapat dijadikan salah satu bahan alternatif untuk menjernihkan air oleh masyarakat umum. Selanjutnya juga bermanfaat untuk mengatasi kelangkaan air bersih di masyarakat.


BAB II
TELAAH PUSTAKA


A. Tebu

Tebu (bahasa Inggris: sugar cane) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatra.
(http://id.wikipedia.org/wiki/tebu).


http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://1.bp.blogspot.com/_LTFtTbIQoLc/S-f662n4l1I/AAAAAAAAASw/pexvSGakt2M/s1600/tanaman%2Btebu.jpg&imgrefurl=http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-tebu.html&h=861&w=1150&sz=151&tbnid=nPKIM24ffL4HYM:&tbnh=112&tbnw=150&prev=/search%3Fq%3Dtebu%26tbm%3Disch%26tbo%3Du&zoom=1&q=tebu&hl=id&usg=__uq5E0puY-sicy72Px568yJut0Ro=&sa=X&ei=inq7Tb_tAoq-vgPAv_W9BQ&ved=0CDAQ9QEwAg







Gambar 1. Daun tebu dan batang tebu

Tebu (Saccharum officinarum L.) mempunyai klasifikasi ilmiah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Manoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Saccharum
Spesies : Saccharum officinarum L.


Di dalam pembuatan gula, batang tebu yang sudah dipanen selanjutnya diperas dengan mesin pemeras (mesin press). Sesudah itu, nira atau air perasan tebu tersebut disaring, dimasak, dan diputihkan sehingga menjadi gula pasir yang kita kenal. (http://id.wikipedia.org/wiki/tebu ).
Ampas tebu yang kering adalah biomassa yang mempunyai nilai kalori cukup tinggi. Ibu-ibu di pedesaan sering memakai dadhok itu sebagai bahan bakar untuk memasak. Selain menghemat minyak tanah yang makin mahal, bahan bakar ini juga cepat panas. (http://id.wikipedia.org/wiki/tebu ).
Ampas tebu yang dihasilkan memiliki kandungan selulosa dan pentosan lebih banyak. Komposisi dari ampas tebu dapat kita lihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Komposisi Kandungan Ampas Tebu.

No Kandungan Kadar ( % )
1.
2.
3.
4.
5.
6. Abu
Lignin
Selulosa
Sari
Pentosan
SiO2 3,82 %
22,09 %
37,65 %
1,81 %
27, 97 %
3,01 %


B. Air
Air adalah zat, materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut.
( http://id.wikipedia.org/wiki/air )
Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Air dapat berwujud padat (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air ( http://id.wikipedia.org/wiki/air ).

1. Air layak pakai
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik ( http://id.wikipedia.org/wiki/air ).

Sifat-sifat air ini dapat pula dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. Sifat-Sifat Air

Nama sistematis
Air
Nama alternative aqua, dihidrogen monoksida, hidrogen hidroksida
Rumus molekul
H2O
Massa molar
18.0153 g/mol
Densitas dan fase
0.998 g/cm³ (cariran pada 20 °C) 0.92 g/cm³ (padatan)
Titik lebur
0 °C (273.15 K) (32 ºF)

Titik didih
100 °C (373.15 K) (212 ºF)
Kalor jenis
4184 J/(kg•K) (cairan pada 20 °C)



2. Air dalam kehidupan
Dari sudut pandang biologi, air memiliki sifat-sifat yang penting untuk adanya kehidupan. Air dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa organik untuk melakukan replikasi. Semua makhluk hidup yang diketahui memiliki ketergantungan terhadap air. Air merupakan zat pelarut yang penting untuk makhluk hidup dan adalah bagian penting dalam proses metabolisme. Air juga dibutuhkan dalam fotosintesis dan respirasi. Fotosintesis menggunakan cahaya matahari untuk memisahkan atom hidroden dengan oksigen. Hidrogen akan digunakan untuk membentuk glukosa dan oksigen akan dilepas ke udara.
( http://id.wikipedia.org/wiki/air ).

3. Fungsi-Fungsi Air

Fungsi air dalam kehidupan manusia antara lain sebagai :

a. Air minum

Tubuh manusia terdiri dari 55% sampai 78% air, tergantung dari ukuran badan. Agar dapat berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara satu sampai tujuh liter air setiap hari untuk menghindari dehidrasi; jumlah pastinya bergantung pada tingkat aktivitas, suhu, kelembaban, dan beberapa faktor lainnya.













Gambar 2. Air botol

Selain dari air minum, manusia mendapatkan cairan dari makanan dan minuman lain selain air. Sebagian besar orang percaya bahwa manusia membutuhkan 8–10 gelas (sekitar dua liter) per hari, namun hasil penelitian yang diterbitkan Universitas Pennsylvania pada tahun 2008 menunjukkan bahwa konsumsi sejumlah 8 gelas tersebut tidak terbukti banyak membantu dalam menyehatkan tubuh. Literatur medis lainnya menyarankan konsumsi satu liter air per hari, dengan tambahan bila berolahraga atau pada cuaca yang panas.

b. Pelarut

Air sebagai pelarut digunakan sehari-hari untuk mencuci, contohnya mencuci tubuh manusia, pakaian, lantai, mobil, makanan, dan hewan. Selain itu, limbah rumah tangga juga dibawa oleh air melalui saluran pembuangan. Pada negara-negara industri, sebagian besar air terpakai sebagai pelarut.
Air dapat memfasilitasi proses biologi yang melarutkan limbah. Mikroorganisme yang ada di dalam air dapat membantu memecah limbah menjadi zat-zat dengan tingkat polusi yang lebih rendah. ( http://id.wikipedia.org/wiki/air ). Walaupun Air merupakan sumber kehidupan namun, masih banyak manusia yang menyalahgunakan air tersebut, sehingga air tersebut tercemar dan tidak layak di manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air (http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_air)
Waspadalah bila air yang kita konsumsi tercemar, beberapa penyakit pun siap menyerang. Pencemaran sudah menjadi bagian dari sederet persoalan yang terjadi di kota besar. Hampir semua sumber kehidupan penting mulai udara, tanah, dan air rentan tercemar di kota besar. Di antara jenis pencemaran tersebut, yang terparah adalah pencemaran air. Akhirnya, warga perkotaan kian sulit mendapatkan air bersih. Tercemarnya air bisa terjadi akibat penggunaan bahan kimia pertanian seperti pestisida atau herbisida yang tidak bijaksana, pupuk kimia, sampah organik dan sisa hasil tambang. Pencemaran air juga bisa disebabkan sampah radio aktif yang meracuni dan mencemarkan sungai-sungai dan cadangan air bawah tanah. (http://www.lintasberita.com/sains/air_tercemar_ginjal_meradang)

C. Pasir
Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur. (http://id.wikipedia.org/wiki/pasir)
Dikatakanbahwa pasir (sanddues) merupakan suatu bentuk lahan asal proses oelian, yang dipengaruhi oleh angin. Pembentukannya sangat
tergantung dari faktor geografis di kawasan pantai itu. Misalnya di
selatan Pulau Jawa, mulai Parangtritis hingga Cilacap,
pembentukannya tergantung dari sumber material yang dibawa dari
berbagai gunung api. (http://id.wikipedia.org/wiki/pasir)


D. Ijuk
Ijuk adalah akar pohon kelapa yang tidak jadi. Kebanyakan ijuk berwarna hitam dan banyak mengandung zat tanduk.

E. Kapas
Kapas terdiri dari kumpulan serat yang berasal dari biji pohon kapas. Biasanya kapas berwarna putih dan menyerap air dengan baik.



























BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium IPA SMP Bernas Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan. Penelitian dilakukan mulai dari 1 April hingga 30 Mei 2009.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:pH-Indikator, botol air mineral, beberapa gelas atau cangkir, jarum dan lampu spritus. Bahan yang digunakan adalah : kapas, ampas tebu, korek api, ijuk, pasir, kerikil, Air sumur, air kolam, air gambut dan air sungai.

C. Prosedur Penelitian

1. Pembuatan Arang Ampas Tebu.
Bahan utama yang digunakan adalah ampas tebu, seng sebagai alas pembakaran serta korek api untuk melakukan pembakaran
Cara pembuatan arang ampas tebu.
• Ambil ampas tebu sebanyak 10 kg
• Jemur diterik matahari sampai kering.
• Setelah kering, bakar sampai ampas tebu menjadi arang.








Gambar 3 . Ampas tebu kering Gambar 4. Arang ampas tebu

2. Pembuatan penyaringan menggunakan arang ampas tebu
Media yang digunakan untuk penelitian ini adalah ½ ons kapas, 2 kg pasir, 1 kg arang ampas tebu, 250 g ijuk.
Cara pembuatannya yaitu :
1. Potong botol air mineral menjadi 2 bagian (1/3 bagian bawah dan 2/3 bagaian atas ) ambil bagian atasnya.




2. Susunan bahan-bahan penyaring yaitu: sebagai lapisan paling bawah yaitu kapas sebanyak ½ ons , kemudian masukkan 125 g ijuk, setelah itu masukkan ½ kg arang ampas tebu, masukkan 1 kg pasir, selanjutnya 125 g ijuk dan ½ kg arang dan terakhir 1 kg pasir.
.
















Ket : (*) Ampas tebu


Gambar 5. Penyaring menggunakan Arang ampas tebu

Kemudian letakkan gelas sebagai tempat penampung air yang telah disaring. Alat penyaringan menggunakan arang ampas tebu ini dibuat sebanyak 4 unit untuk pengujian jenis air yang berbeda. Yaitu 1 untuk air sumur, 1 untuk air kolam, 1 untuk air gambut dan 1 untuk air sungai.
2. Pembuatan penyaringan tanpa menggunakan arang ampas tebu


Media yang digunakan untuk penelitian ini adalah ½ ons kapas, 2 kg pasir, dan 250 g ijuk.
Cara pembuatannya yaitu :
1. Potong botol air mineral menjadi 2 bagian (1/3 bagian bawah dan 2/3 bagaian atas ) ambil bagian atasnya.
2. Susunan bahan-bahan penyaring yaitu: sebagai lapisan paling bawah yaitu kapas sebanyak ½ ons , kemudian masukkan 125 g ijuk, setelah itu masukkan 1 kg pasir, selanjutnya 125 g ijuk dan terakhir 1 kg pasir.

















Gambar 6. Tanpa menggunakan arang ampas tebu


Kemudian letakkan gelas sebagai tempat penampung air yang telah disaring. Alat penyaringan tanpa menggunakan arang ampas tebu ini dibuat sebanyak 4 unit untuk pengujian jenis air yang berbeda. Yakni 1 untuk air sumur, 1 untuk air kolam, 1 untuk air gambut dan 1 untuk air sungai.



D. Uji Pemakaian


1. Cara Uji Menggunakan Penyaringan Arang Ampas Tebu
a. Cara uji menyaring air sumur menggunakan penyaringan ampas tebu yaitu : 240 ml Air sumur dituang kedalam media penyaringan yang telah disiapkan. Air sumur yang disaring ditampung menggunakan gelas. Hal ini dilakukan sebanyak 3 kali dengan Air sumur yang berbeda dengan tujuan untuk mendapatkan data yang lebih valid.







Gambar 7 . Penyaringan air sumur

b. Cara uji menyaring air kolam menggunakan penyaringan ampas tebu yaitu : 240 ml air kolam dituang kedalam media penyaringan yang telah disiapkan, air kolam yang disaring ditampung menggunakan gelas. Hal ini dilakukan sebanyak 3 kali dengan air kolam yang berbeda dengan tujuan untuk mendapatkan data yang lebih valid.








Gambar 8 . Penyaringan air kolam

c. Cara uji menyaring air gambut menggunakan penyaringan ampas tebu yaitu : 240 ml air gambut dituang kedalam media penyaringan yang telah disiapkan, air gambut yang disaring ditampung menggunakan gelas. Hal ini dilakukan sebanyak 3 kali dengan air gambut yang berbeda dengan tujuan untuk mendapatkan data yang lebih valid.








Gambar 9 . Penyaringan air gambut

d. Cara uji menyaring air sungai menggunakan penyaringan ampas tebu yaitu : 240 ml air gambut dituang kedalam media penyaringan yang telah disiapkan, air sungai yang disaring ditampung menggunakan gelas.Hal ini dilakukan sebanyak 3 kali dengan air sungai yang berbeda dengan tujuan untuk mendapatkan data yang lebih valid.












Gambar 10 . Penyaringan air sungai


2. Cara Uji Menggunakan Penyaringan Tanpa Arang Ampas Tebu

a. Cara uji menyaring air sumur menggunakan penyaringan tanpa ampas tebu yaitu : 240 ml air sumur dituang kedalam media penyaringan yang telah disiapkan, Air sumur yang disaring ditampung menggunakan gelas. Hal ini dilakukan sebanyak 3 kali dengan Air sumur yang berbeda.
b. Cara uji menyaring air kolam menggunakan penyaringan tanpa ampas tebu yaitu : 240 ml air kolam dituang kedalam media penyaringan yang telah disiapkan, air kolam yang disaring ditampung menggunakan gelas. Hal ini dilakukan sebanyak 3 kali dengan air kolam yang berbeda.
c. Cara uji menyaring air gambut menggunakan penyaringan tanpa ampas tebu yaitu : 240 ml air gambut dituang kedalam media penyaringan yang telah disiapkan, air gambut yang disaring ditampung menggunakan gelas. Hal ini dilakukan sebanyak 3 kali dengan air gambut yang berbeda.
d. Cara uji menyaring air sungai menggunakan penyaringan tanpa ampas tebu yaitu : 240 ml air gambut dituang kedalam media penyaringan yang telah disiapkan, air sungai yang disaring ditampung menggunakan gelas. Hal ini dilakukan sebanyak 3 kali dengan air sungai yang berbeda.


.












BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Setelah prosedur penelitian dilakukan maka didapatkan data sebagai berikut:
1. Kadar pH air.
Berikut ini adalah hasil data yang diperoleh setelah penelitian tentang kadar pH air.

Tabel 3. Uji pH Air Sumur, Air Kolam, dan Air Gambut Menggunakan Arang Ampas Tebu.

NO Air yang di ujicoba Kadar pH sebelum penyaringan Kadar pH setelah penyaringan
Rata - rata
Pengulangan
I Pengulangan
II Pengulangan
III
1 Air sumur 7 7 7 7 7.00
2 Air kolam 6 7 7 7 7.00
3 Air gambut 5 7 7 7 7.00
4 Air sungai 5 7 7 7 7.00


Tabel 4. Uji pH Air Sumur, Air Kolam, Air Gambut dan Air Sungai Tanpa Menggunakan Arang Ampas Tebu.
NO Air yang di ujicoba Kadar pH sebelum penyaringan Kadar pH setelah penyaringan
Rata - rata
Pengulangan
I Pengulangan
II Pengulangan
III
1 Air sumur 7 6 7 7 6.66
2 Air kolam 6 6 6 6 6.00
3 Air gambut 5 6 5 6 5.66
4 Air sungai 5 5 6 6 5.66




2. Warna air
Data warna air yang diperoleh setelah penyaringan baik dengan arang ampas tebu maupun yang tidak menggunakan arang ampas tebu.

Tabel 5. Uji warna Air Sumur, Air Kolam, dan Air Gambut Menggunakan Arang Ampas Tebu.

NO Air yang di ujicoba
Warna awal Warna air setelah penyaringan
Rata - rata
Pengulangan
I Pengulangan
II Pengulangan
III
1 Air sumur Bening Bening Bening Bening Bening
2 Air kolam Hijau Pudar Bening Bening Bening
3 Air gambut Coklat muda Pudar Bening Bening Bening
4 Air sungai Coklat muda Pudar Bening Bening Bening


Tabel 6. Uji Warna Air Sumur, Air Kolam, Air Gambut dan Air Sungai Tanpa Menggunakan Arang Ampas Tebu.
NO Air yang di ujicoba
Warna Awal Warna Air setelah penyaringan
Rata - rata
Pengulangan
I Pengulangan
II Pengulangan
III
1 Air sumur Bening Bening Bening Bening Bening
2 Air kolam Hijau Hijau Hijau Muda Hijau Muda, Pudar Hijau Muda
3 Air gambut Coklat Coklat Coklat Muda Coklat Muda, Pudar Coklat Muda
4 Air sungai Coklat Muda Coklat Muda Coklat Muda Coklat Muda, Pudar Coklat Muda







B. Pembahasan

1. Kadar pH air
Dari prosedur penelitian yang telah dilakukan serta hasil data yang didapat, maka diperoleh hasil arang dari ampas tebu dapat menetralkan air dengan hasil rata – rata kadar pH nya adalah 7. Hal ini menunjukkan bahwa air yang dihasilkan mempunyai kadar netral. Sedangkan air yang disaring dengan saringan tanpa arang ampas tebu pH nya tidak netral yaitu dengan rata – rata 6.66 untuk air sumur, 6.00 untuk air kolam dan 5.66 untuk air gambut dan air sungai.
Jadi dapat ditarik pembahasan bahwa kadar pH air akan netral jika menggunakan penyaringan yang menggunakan arang ampas tebu. Penyaringan yang tidak menggunakan arang ampas tebu kadar pH nya tidak netral sehingga tidak baik untuk di pakai. Arang ampas tebu dalam penelitian ini dapat bermanfaat sebagai zat penetral air. Ini dikarenakan ampas tebu yang dibakar menjadi arang sesuai dengan sifat arang yaitu sebagai penetralisir air.

2. Warna air
Air yang jernih adalah air yang bening atau tidak berwarna. Dari prosedur penelitian yang telah dilakukan serta hasil data yang didapat, maka diperoleh hasil arang dari ampas tebu dapat menjernihkan air dengan hasil penyaringan air adalah bening. Hal ini menunjukkan bahwa air yang dihasilkan jernih. Sebaliknya air yang disaring dengan saringan tanpa arang ampas tebu warnanya hanya berubah sedikit. Air kolam menjadi hijau muda sedangkan air gambut dan air sungai menjadi coklat muda.





Gambar 11. Air sungai keruh Gambar 12 . Air sungai jernih







Gambar 13. Air kolam keruh Gambar 14. Air kolam jernih

Jadi dapat ditarik pembahasan bahwa warna air akan jernih jika menggunakan penyaringan yang menggunakan arang ampas tebu. Penyaringan yang tidak menggunakan arang ampas tebu warnanya tidak terlalu berpengaruh sehingga tidak baik untuk di pakai. Arang ampas tebu dalam penelitian ini dapat bermanfaat sebagai zat penjernih air. Ini dikarenakan ampas tebu yang dibakar menjadi arang akan terbuka pori – porinya. Kotoran atau zat lain yang terkandung dalam air akat tersaring dan tinggal pada pori – pori tersebut. Sehingga air yang dihasilkan jernih dan layak untuk digunakan.
Oleh sebab itu kelangkaan air jernih dapat teratasi dengan adanya penelitian ini. Sesuai dengan tujuan peneliti yaitu untuk membuat alternatif pengganti alat penyaringan. Pada uji pemakaian juga terbukti bahwa arang ampas tebu dapat menetralkan air dengan lebih bagus dari pada tidak menggunakan arang ampas tebu.











BAB V
PENUTUP


A. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan penelitian dan mengamati data yang didapat maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa :
1. Arang ampas tebu dapat merubah pH air menjadi netral sehingga dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari.
2. Arang amapas tebu dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif penjernih air.


B. Saran

Dengan adanya penelitian ini, maka peneliti menyarankan agar :
1. Perlu diadakan lanjutan dengan penemuan atau pembuatan alat yang dapat di komersilkan dan mempunyai daya jual.
2. Perlu dimasyarakatkan penggunaan arang ampas tebu sebagai bahan alternatif penjernih air agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
3. Pemerintah ( Instansi terkait ) untuk bisa membuat alat penyaring air yang menggunakan atau memanfaatkan ampas tebu sebagai penjernih air.

















DAFTAR PUSTAKA

Alberty , R,A. & Farrington, D. 1997. Kimia Fisika . Edisi 5 jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Balai Penelitian dan Pengembangan Industri. 1984. Pengembangan Pembuatan Arang Aktif Dari Tempurung Kelapa. Jakarta : Departemen Perindustrian.
Hessler, W. J. 1963. Activated Carbon. New York : Chemichal Publishing Company Inc.
Jankowska, H. Swiatkowski, A & Choma,J. 1991.Active Carbon. New York : 13. Ellis horwood. Hal. 29-42.
Noor, Muhammad 1996. Dunia Tumbuhan. jilid 5. Jakarta. Balai Pustaka
Smisek , M. & Cerny S. 1970. Active Carbon Manufactute Properties and application. Amsterdam : El savier Publishing Company. Hal. 10-25.
http://id.wikipedia.org/wiki/Tebu
http://www.lintasberita.com/Sains/air_tercemar_ginjal_meradang
http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_air
http://dydear.multiply.com/music























Lampiran 1. Pembuatan Arang Ampas Tebu












Lampiran 2. Air Sebelum Penyaringan















































Lampiran 3. Air Hasil Saringan Arang Ampas Tebu

1 komentar:

Nuralfin Anripa

ini bukannya tulisan punya Nuralfin Anripa ya pak ?

Posting Komentar