Tips Menjaga Stamina saat Perjalanan Mudik
Setiap tahun, menjelang Hari Raya Idul Fitri ada sebuah tradisi menyenangkan yang biasa dikenal dengan sebutan mudik. Berbondong-bondong kaum urban pulang ke kampung halaman untuk berkumpul dan berbagi suka dengan sanak keluarga.
Segala upaya dilakukan, dari menumpang pesawat terbang, kapal laut, kereta api, bus, mengendara mobil atau motor, bahkan bajaj pun tak ketinggalan meramaikan jalur-jalur mudik. Lalu lintas darat, laut dan udara meningkat drastis. Berdasarkan pengalaman dari tahun ke tahun kecelakaan lalu lintas pun semakin kerap terjadi. Kebahagiaan Hari Raya jadi ternoda akibat luka dan sakit karena kecelakaan di perjalanan. Bahkan tak jarang nyawa pun melayang sia-sia.
Persiapan Mudik
Untuk itu kita harus mempersiapkan diri dengan baik. Mulai dari kelengkapan kendaraan, peta, bekal makan-minum hingga tak ketinggalan juga berbagai bentuk stimulan, seperti kopi atau minuman bernergi, untuk mempertahankan stamina di perjalanan. Tetapi sering kali kita lupa untuk memperhatikan kesehatan tidur. Padahal tidur merupakan persiapan terpenting sebelum berkendara jauh. Persiapkan tidur jauh hari sebelumnya! Tahukah Anda bahwa mengendara dalam kondisi kurang tidur sama bahayanya dengan mengendara sambil mabuk?
Untuk itu kita harus mempersiapkan diri dengan baik. Mulai dari kelengkapan kendaraan, peta, bekal makan-minum hingga tak ketinggalan juga berbagai bentuk stimulan, seperti kopi atau minuman bernergi, untuk mempertahankan stamina di perjalanan. Tetapi sering kali kita lupa untuk memperhatikan kesehatan tidur. Padahal tidur merupakan persiapan terpenting sebelum berkendara jauh. Persiapkan tidur jauh hari sebelumnya! Tahukah Anda bahwa mengendara dalam kondisi kurang tidur sama bahayanya dengan mengendara sambil mabuk?
Jika kita perhatikan berita di berbagai media, kantuk adalah penyebab kecelakaan lalu lintas nomor satu. Bayangkan jika para pengendara bus harus bolak-balik melayani trayek-trayek antar propinsi tanpa henti. Mereka harus berjaga sepanjang malam dan hanya punya waktu beberapa jam saja di siang hari untuk tidur. Pengendara kendaraan pribadi pun tak lepas dari bahaya kantuk.
Manusia adalah makhluk cahaya, yang artinya harus beraktivitas di siang hari dan beristirahat di malam hari. Kita tidak diciptakan untuk berjaga sepanjang malam. Namun berkat kemajuan teknologi, semakin banyak pekerjaan yang dapat dilakukan hingga jauh menembus malam, salah satunya adalah berkendara. Semua ini diatur oleh jam biologis yang menentukan kapan saat beraktivitas dan kapan harus beristirahat. Ketika kita beraktivitas di saat seharusnya beristirahat, jam biologis secara otomatis akan mendatangkan kantuk. Untuk lebih mudah memahami tanda-tanda kantuk mulai membahayakan, mari kita bayangkan sebuah perjalanan mudik yang menyenangkan bersama keluarga.
Perjalanan Penuh Bahaya
Dalam perjalanan, setelah beberapa waktu anggota keluarga yang lain sudah mulai tertidur satu persatu. Beban utang tidur selama berpuasa mulai menyerang. Sendirian terjaga, kantuk pun mulai datang. Ketika kantuk menyerang, segala fungsi yang kita perlukan untuk mengendara akan menurun drastis. Termasuk fungsi paling penting, kemampuan refleks menghadapi kemungkinan kecelakaan! Kita mulai menguap untuk menarik lebih banyak oksigen ke otak, dan mata pun mulai terasa pedih dan berair. Ini adalah tanda awal kantuk yang paling mudah dikenali. Saatnya untuk beristirahat? Nanti dulu, perjalanan masih jauh, jika berhenti bisa terlambat. Kita pun menenggak kopi atau minuman berenergi untuk mempertahankan kesadaran. Untuk sementara kesegaran kembali menopang mata, tapi tahukah Anda bahwa dalam kondisi seperti ini kewaspadaan dan kemampuan refleks tidak ikut disegarkan! Jawaban yang lebih tepat adalah, beristirahat sejenak lalu melanjutkan perjalanan setelah minum sedikit kopi atau minuman berenergi.
Dalam perjalanan, setelah beberapa waktu anggota keluarga yang lain sudah mulai tertidur satu persatu. Beban utang tidur selama berpuasa mulai menyerang. Sendirian terjaga, kantuk pun mulai datang. Ketika kantuk menyerang, segala fungsi yang kita perlukan untuk mengendara akan menurun drastis. Termasuk fungsi paling penting, kemampuan refleks menghadapi kemungkinan kecelakaan! Kita mulai menguap untuk menarik lebih banyak oksigen ke otak, dan mata pun mulai terasa pedih dan berair. Ini adalah tanda awal kantuk yang paling mudah dikenali. Saatnya untuk beristirahat? Nanti dulu, perjalanan masih jauh, jika berhenti bisa terlambat. Kita pun menenggak kopi atau minuman berenergi untuk mempertahankan kesadaran. Untuk sementara kesegaran kembali menopang mata, tapi tahukah Anda bahwa dalam kondisi seperti ini kewaspadaan dan kemampuan refleks tidak ikut disegarkan! Jawaban yang lebih tepat adalah, beristirahat sejenak lalu melanjutkan perjalanan setelah minum sedikit kopi atau minuman berenergi.
Setelah beberapa waktu tangan kita berulang kali mengusap-usap mata yang mulai terasa penat. Tanpa sadar kepala pun mulai terantuk-antuk, tawaran rekan seperjalanan untuk menggantikan ditolak setelah menenggak lebih banyak kopi. Bahaya semakin mengintai karena tanpa sadar kita sudah masuk dalam periode tidur mikro yang ditandai dengan antukan kepala. Tapi untunglah ajakan rekan untuk bergantian telah membangunkan kita. Dosis kafein dalam darah yang ditingkatkan, sekali lagi dipercaya sebagai penopang kesadaran.
Setelah beberapa waktu, tiba-tiba kita tersadar telah mendekati tujuan tanpa ingat perjalanan yang telah kita lalui selama 10-15 menit terakhir. Seolah sadar dari lamunan kita pun meneruskan perjalanan dengan tenang. Apa yang terjadi? Sebenarnya, saat berkendara dengan kantuk ada sebuah mekanisme otomatis yang membimbing kita melalui perjalanan jika tertidur. Jadi kita telah tertidur dengan mata terbuka! Selama 10-15 menit itu kesadaran kita tertidur dan tubuh bergerak secara otomatis. Sekali lagi Yang Maha Kuasa menyelamatkan kita dari maut. Saat-saat seperti itu kita masih dapat berkendara tanpa sadar, tetapi kemampuan untuk bereaksi terhadap kemungkinan kecelakaan adalah nol!
sumber:salingsapa.web.id
sumber:salingsapa.web.id
0 komentar:
Posting Komentar