Alergi memang bisa dikatakan "menyebalkan", karena alergi adalah suatu kelainan pada fungsi tubuh kita, dan bukan penyakit, sehingga memang tidak dapat disembuhkan. Para penderita alergi akan bereaksi secara berlebihan pada suatu zat tertentu yang mungkin saja dianggap normal pada kebanyakan orang. Oleh karena itu salah satu metode yang dianjurkan dalam mengatasi alergi adalah menghindari penyebab alergi (alergen).
Di rumah sakit-rumah sakit, Ibu bisa meminta rujukan dokter untuk melakukan tes alergen. Dengan tes ini akan diketahui "musuh" yang menyebabkan ibu selalu batuk-batuk. Begitu juga dengan sang buah hati. Bukan hal yang mustahil walaupun Anda menurunkan'bakat' alergi pada putra Anda, namun putra Anda memiliki reaksi hipersensitif terhadap zat yang berbeda dengan Anda. Jika Anda sudah mengetahui penyebab utamanya, tinggal Anda mengantisipasinya. Misalnya, jika penyebabnya adalah debu/tungau, maka usahakan lingkungan dalam rumah selalu bersih dari debu. Jika Anda menggunakan AC, harus rutin dibersihkan karena mesin AC juga menyimpan lembab dan bibit penyakit yang berasal dari udara yang disedotnya. Lembab adalah lingkungan yang nyaman bagi kebanyakan bakteri. Mungkin juga ibu harus memiliki air purifier, bukan sekadar AC biasa. Ini hanyalah contoh jika penyebab batuk yang Anda derita adalah debu.
namun kami pribadi menyarankan agar Ibu mencari pendapat kedua (second opinion) dari dokter yang berbeda. Kalau Ibu merasa batuknya lebih karena gatal di kerongkongan, bisa berkonsultasi ke dokter THT, namun jika terasa berat di dada (begitu juga dengan napas saat batuk), sebaiknya konsultasikan ke dokter spesialis paru.
Obat batuk sedianya hanya untuk meredakan batuknya saja, dan bukan menyembuhkan penyebabnya. Namun penggunaan terus-menerus juga tidak baik, karena bagaimana pun obat dapat bersifat racun bagi tubuh. Mungkin ibu dapat mengalihkan obat batuk yang biasa ibu minum ke ramuan tradisional, misalnya perasan air kencur yang cukup manjur untuk meredakan rasa gatal penyebab batuk. Yang tak kalah penting adalah ibu selalu menjaga daya tahan tubuh ibu dan buah hati, agar tidak mudah terpancing alerginya terutama saat cuaca tidak menentu seperti sekarang ini.
Di rumah sakit-rumah sakit, Ibu bisa meminta rujukan dokter untuk melakukan tes alergen. Dengan tes ini akan diketahui "musuh" yang menyebabkan ibu selalu batuk-batuk. Begitu juga dengan sang buah hati. Bukan hal yang mustahil walaupun Anda menurunkan'bakat' alergi pada putra Anda, namun putra Anda memiliki reaksi hipersensitif terhadap zat yang berbeda dengan Anda. Jika Anda sudah mengetahui penyebab utamanya, tinggal Anda mengantisipasinya. Misalnya, jika penyebabnya adalah debu/tungau, maka usahakan lingkungan dalam rumah selalu bersih dari debu. Jika Anda menggunakan AC, harus rutin dibersihkan karena mesin AC juga menyimpan lembab dan bibit penyakit yang berasal dari udara yang disedotnya. Lembab adalah lingkungan yang nyaman bagi kebanyakan bakteri. Mungkin juga ibu harus memiliki air purifier, bukan sekadar AC biasa. Ini hanyalah contoh jika penyebab batuk yang Anda derita adalah debu.
namun kami pribadi menyarankan agar Ibu mencari pendapat kedua (second opinion) dari dokter yang berbeda. Kalau Ibu merasa batuknya lebih karena gatal di kerongkongan, bisa berkonsultasi ke dokter THT, namun jika terasa berat di dada (begitu juga dengan napas saat batuk), sebaiknya konsultasikan ke dokter spesialis paru.
Obat batuk sedianya hanya untuk meredakan batuknya saja, dan bukan menyembuhkan penyebabnya. Namun penggunaan terus-menerus juga tidak baik, karena bagaimana pun obat dapat bersifat racun bagi tubuh. Mungkin ibu dapat mengalihkan obat batuk yang biasa ibu minum ke ramuan tradisional, misalnya perasan air kencur yang cukup manjur untuk meredakan rasa gatal penyebab batuk. Yang tak kalah penting adalah ibu selalu menjaga daya tahan tubuh ibu dan buah hati, agar tidak mudah terpancing alerginya terutama saat cuaca tidak menentu seperti sekarang ini.
0 komentar:
Posting Komentar