Hari Bumi: Apa yang Kongkrit Bisa Kita Lakukan?
Hari kemarin diperingati banyak orang sebagai HARI BUMI. Hari itu, banyak orang saling mengingatkan bahwa Bumi Kita hanya SATU, jadi butuh kesadaran semua pihak untuk bersama-sama menyelamatkannya. Mengapa kesadaran ini perlu?
Beberapa fenomena terakhir saya kira harusnya cukuplah membuat kita berpikir, bahwa BUMI kita sudah mulai renta. Pertama, langka-nya listrik di berbagai daerah, dan juga giliran mati listrik di jabodetabek. Saat menemani anak saya belajar, saya baru mengerti secara lebih jelas mengapa kita harus hemat listrik. Selain hemat biaya, salah satunya adalah karena sumber energi pembangkit listrik adalah minyak. Semakin banyak kita mengkonsumsi listrik, semakin banyak minyak yang harus disedot. Dan persediaan minyak di bumi ini terbatas. Kalau kita tidak hemat listrik, akan mempercepat kelangkaan minyak di muka bumi ini.
Kedua, bumi ini semakin panas. Perubahan iklim yang kita rasakan, di mana suhu udara semakin panas saja dari hari ke hari. Tidak bisa tidak, itu adalah salah satu pertanda, bahwa bumi kita mempunyai masalah. Dan ketiga, tentu saja fenomena banjir yang sekarang tidak hanya melanda Jakarta yang langganan banjir, tetapi juga melanda Bandung, Karawang dan berbagai daerah lain yang ternyata potensial menjadi langganan banjir juga di masa mendatang.
Pertanyaannya kemudian, lalu apa yang bisa kita lakukan secara kongkrit dalam kehidupan sehari-hari? Jika Anda ke Waterbom Lippo Cikarang, mampirlah ke area “Green Park”, sebuah area yang bisa menjadi ide dan pembelajaran bagaimana kita bisa menyumbang untuk ikut menyelamatkan bumi.
Pertama, Tanam Satu Pohon. Sekecil apapun tanah yang kita miliki, saatnya untuk menanam pohon, apa saja. Pohon buah adalah pilihan menarik. Kalau tidak ada tanah, tanaman buah dalam pot menjadi pilihan yang masuk akal. Pohon selain bisa melindungi dari panas, adalah sumber oksigen dan juga penyedot CO2 yang rakus agar kita bisa lebih banyak menghirup udara segar.
Kedua, Hemat Energi. Sederhana aja sebenarnya: matikan listrik yang tidak perlu, dan gunakan lampu hemat energi. Tidak sulit, tetapi terkadang kita berpikir toh kita-kita juga yang bayar, jadi ngapain harus hemat? Ini yang perlu sama-sama kita mengerti.
Ketiga, Jangan Lagi Menggunakan Tas Plastik. Plastik adalah sampah yang tidak terurai. Lalu pakai apa? Banyak alternatif, yang paling mudah menggunakan tas yang terbuat dari kertas. Untuk belanja, sekarang ini hampir setiap hypermarket hingga minimarket menyediakan tas yang bisa dipakai untuk belanja berulang-ulang. Bawa tas tersebut setiap kali belanja. Menarik adalah kabar dari Pemda DKI yang dalam 1-2 tahun ke depan menginginkan Jakarta bebas dari tas plastik. Menurut saya, ini aturan yang sangat baik untuk kita dukung bersama.
Keempat, Mengubah Sampah Menjadi Pupuk Organik. Ini pekerjaan yang sebenarnya juga tidak terlalu sulit, tetapi membutuhkan prosedur agak panjang. Mulai dari memilah sampah antara yang terurai dan tidak terurai, menaruhnya di sebuah tong, menaburkan bibit pengurai, dan tunggu hingga 2-3 minggu kemudian sudah siap dijadikan pupuk.
Tulisan di atas sekedar contoh bagaimana kita bisa ikut menyumbang untuk bumi kita yang tercinta. Jika kita berpikir, bahwa gerakan ini kalau kita lakukan sendiri tidak ada artinya, jangan salah. Jika ini kita gembar-gemborkan mulai dari diri sendiri, keluarga, dan tetangga kita, maka akan jadi gerakan massal untuk bisa menyelamatkan bumi. Ayo, mulai dari diri kita sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar