Tentang rasa yang mengendap dalam asa
Tentang lara yang lahir dari ketaksempurnaan manusia
Tapi aku malu
Di balik penampakan tegarmu bagai seorang Pria
Dikala kusibukkan hari-hariku dengan bekerja
Namun kau tak pernah tahu
Tanpa setitik luka, noda dan kenang tersisa
Agar dapat kuberikan rasa tuk ia yang juga membalasnya
Selalu mencoba, namun waktu s’lalu menyiratkan sebaliknya
Hasrat kedewasaanku mengajak untuk segera pergi
Hasrat putihku mengajak untuk tetap menanti
Aku terpakusaat waktu terus berlalu
Hingga aku dapat selalu tegar dan sabar
Hingga masih dapat kumiliki harapan-harapan
Meski kau juga tak pernah mengatakannya padaku
Bunda. ingin aku bercerita cinta kepadamu
Bunda. sesungguhnya sering airmata jatuh menetesi kalbu
Betapa aku ingin selembar putih untuk cinta yang baru
Bunda. tidakkah dapat kau rasakan bimbangku
Bunda. kuyakin kau berdoa yang terbaik untukku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar