Alquran Yang Terabaikan

On Kamis, 21 Juli 2011 0 komentar

Alhamdulillah washshalatu wassalamu ‘ala Rasulillah wa ‘ala alihi wa shahbihi wa man walah.

Wahai pembaca yang dirahmati Allah Ta’ala, masih segar diingatan kita suatu acara yang cukup besar dan menjadi kebanggaan di daerah kita Kabupaten Rokan Hilir yaitu acara Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat kabupaten. Masing-masing peserta dari beberapa kecamatan di Kabupaten Rohil menunjukkan kebolehan dan kemampuannya. Belum lagi, seluruh lapisan masyarakat ikut menyaksikan dan memeriahkan acara tersebut.
Begitu meriah dan sakralnya acara ini, sampai-sampai tidak hanya kaum muslimin saja yang ikut menyaksikan acara MTQ tersebut, bahkan orang-orang kafir dan musyrik (orang-orang nashrani, orang cina/konghucu, budha) pun sekilas ikut menyaksikan acara tersebut. Namun, sekarang yang menjadi pertanyaan, ”Apakah kalian wahai muslimin, benar-benar sudah mencintai dan menerapkan Al-Qur’an serta menjadikan pedoman dalam kehidupan kalian?” Ataukah ”Al-Qur’an hanya sebagai simbol belaka bahwa kita seorang muslim?”
Pertanyaan inilah yang seharusnya menjadi renungan bagi kita semua, baik itu pemerintah, tokoh masyarakat, para da’i, para pemuda-i dan masyarakat pada umumnya. Semua renungan itu hendaknya direalisasikan dalam segala aspek kehidupan baik di keluarga, masyarakat, dan negara.
Al-Qur’an secara bahasa berarti yang dibaca, yang mengumpulkan. Adapun secara istilah syar’i, Al-Qur’an adalah kalamullah (firman Allah Ta’ala) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, penutup para Nabi yaitu Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wassalam, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas. Allah ’Azza wa Jalla telah mensifatkan Al-Qur’an dengan sifat yang mulia, keagungan, keberkahan, pengaruh dan besar cakupannya. Al-Qur’an diturunkan kepada Rasulullah secara berangsur-angsur dengan bahasa Arab sebagai sumber Syariat Islam. Al-Qur’an merupakan sebagai hakim (pemimpin) bagi kitab-kitab sebelumnya dan selalu dipelihara serta di jaga keaslian dan keagungannya oleh Allah Ta’ala dari segala perubahan, penambahan. Pengurangan, maupun penggantian. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
”Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”(QS. Al-Hijr: 9)
Begitu agung dan mulianya firman Allah (Al-Qur’an) yang seharusnya menjadi pedoman hidup manusia, terlebih-lebih lagi bagi kaum muslimin. Oleh karena itu, mencintai Al-Qur’an Al-Karim adalah suatu kewajiban. Mencintai Al-Qur’an adalah meyakini bahwa Al-Qur’an yaitu kalamullah, bukan makhluk, memuliakannya, menjadikannya sebagai pedoman hidup, membelanya, membacanya, menghafalnya, mempelajarinya, memahami ayat-ayat yang terkandung didalamnya, dan mengamalkan nilai-nilai syariat Islam dalam kehidupan kita sehari-hari.
Namun sangat disayangkan, Al-Qur’an yang seharusnya sebagai petunjuk bagi manusia ke jalan yang lurus dan penuh berkah, sebagaimana firman Allah ta’ala,
”Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus”. (QS. Al-Israa’: 9)
”Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, Maka ikutilah Dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.” (QS. Al-An’am: 155)
Sekarang Al-Qur’an hanya sekedar hiburan, nada dering HP, hiasan dinding, diperlombakan, diperjual-belikan, di baca saat ada acara kematian, dan pernikahan, semuanya sekedar dibaca tapi kandungan-kandungan yang ada didalamnya banyak tidak mengetahui dan diabaikan. Ini sungguh menyedihkan.
Marilah kita coba merenungkan dengan kesadaran dan hati yang tulus, Apakah kita sudah bisa membaca Al-Qur’an? Apakah kita sudah membaca Al-Qur’an setiap hari? Apakah kita sudah mempelajari dan menerapkan hukum-hukum dari Al-Qur’an? Sudah berapa banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang berisi perintah dan larangan Allah Ta’ala yang kamu sudah abaikan? Sudah berapa lama kamu tinggalkan Al-Qur’an?
Wahai kaum muslimin, Allah Ta’ala memerintahkan manusia untuk bertauhid kepada-Nya dalam ibadah dan melarang kalian melakukan kesyirikan dan kekufuran di dalam Al-Qur’an (QS. Luqman: 13; QS. An-Nahl: 36; QS. Muhammad: 19, dsb). Justru kenapa masih banyak diantara kalian masih banyak melakukan kesyirikan baik percaya pada dukun, tukang ramal, benda-benda mengandung kekuatan ghaib, thiyarah, jimat-jimat, tempat-tempat keramat, memohon pertolongan kepada orang sudah mati (kuburan), bernadzar dan memberi sesembelihan kepadanya(kepada selain Allah), mempelajari ilmu sihir, percaya dengan cerita khurafat, taat kepada thagut dan sebagainya. Yang lebih parah lagi difasilitasi oleh media masa. Sungguh celakanya kita!
Saudaraku seiman, Rasulullah dimuliakan oleh Allah Ta’ala dan banyak dijelaskan dalam Al-Qur’an agar untuk dicintai, ditaati dan dijadikan contoh suri tauladan (QS. Al-Fath: 8-9; Qs. An-Nisaa’: 59 dan 115; QS. QS. Al-Hasyr: 7; Al-Ahzab: 21; QS. An-Nur: 63; dll). Namun sangat menyedihkan, banyak orang mengaku cinta kepada Nabi tapi mereka tak mau mentaati Nabi. Mengapa kalian meremehkan perintah dan larangan Beliau, meninggalkan Sunnah dan membudidayakan Bid’ah. Sungguh menyesalnya kalian nanti di akhirat kelak!
Wahai kaum muslimin, Al-Qur’an memerintahkan untuk menegakkan sholat fardhu dan sholat berjama’ah serta mengadzab dengan siksa yang pedih bagi yang meninggalkannya (QS. Al-Ankabut: 45; QS. Al-Baqarah: 138; QS. Al-Maa’un: 4-5; QS. Maryam: 59, dsb). Coba kita lihat, dimasyarakat kita masih banyak yang meninggalkan dan melalaikan sholat fardhu lima waktu apalagi sholat berjama’ah sangat diremehkan. Sungguh meruginya kalian!
Saudaraku se-Islam, Al-Qur’an memerintahkan kalian untuk berpuasa, membayar zakat (sedekah) dan menunaikan haji (QS. Al-Baqarah: 183-184; QS. Ali Imron; 97; QS. Fushshilat: 6-7, dll). Tapi mengapa kalian masih enggan untuk mengamalkan perintah Allah ini padahal kalian mampu untuk melakukannya.
Wahai pembaca, Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an melarang zina, berjudi, mencuri, minum khamr (minuman keras), membunuh, dan akan diberikan adzab yang pedih begi pelakunya (Qs. Al-Isra’: 32; An-Nuur: 2; An-Nisaa’: 39; Al-Maidah: 38, 90-91; dll). Tapi kenapa masih banyak disekitar kita, orang-orang meremehkan larangan Allah ini dan suka dalam melakukannya tanpa rasa takut akan dosa dan adzab Allah yang pedih. Perzinaan menyebar luas dan difasilitasi oleh media masa dan pergaulan bebas anak pun (mis: pacaran, freesex) diizinkan oleh orang tuanya. Mereka tanpa merasa menyesal sedikitpun melakukannya, dan tidak ada inisiatif dari para penguasa/pemerintah untuk memberi hukuman yang keras sesuai hukum Islam (dalam Al-Qur’an) bagi pelaku zina, peminum khamr dan pembunuh.
Wahai saudaraku, Al-Qur’an dengan jelas melaknat dan melarang perbuatan riba dan dijanjikan dengan adzab yang pedih (QS. Ali Imran: 130; Al Baqarah: 275, dll). Tapi mengapa riba berkembang subur ibarat ’jamur muncul dimusim penghujan’ dikalangan masyarakat kita, baik dalam jual-beli, pinjam-meminjam dan lain-lain. Mereka menganggap remeh permasalahan ini dan lebih mengejar kemewahan dunia. Padahal Al-Qur’an melarang riba dan memerintahkan sedekah.


Wahai saudaraku, berdusta, sombong, khianat, ghibah, adu domba, menipu, korupsi dan menyuap adalah sikap dan perbuatan yang dibenci Allah dalam Al-Qur’an (QS. Az-zumar:60; Al-Baqarah: 188, Al-Anfal: 27; dll). Betapa menyedihkan, masih banyak dimasyarakat kita melakukan perbuatan dosa tersebut tanpa merasa penyesalan dan rasa takut sedikitpun. Kemana kejujuran kalian??!! Kemana harga diri kalian mau dibawa??!!
Wahai saudara dan saudariku, Al-Qur’an memerintah para wanita muslimah untuk menutup seluruh tubuhnya dengan jilbab yang longgar, tidak ketat, tidak transparan dan tidak mengandung perhiasan supaya para wanita mudah dikenali sebagai seorang muslimah dan supaya tidak diganggu (QS. Al-Ahzab: 59; QS. An-Nuur: 31). Akan tetapi kenapa para suami dan orang tua membiarkan istri-istri dan anak-anak putrinya berpakaian tapi telanjang menampakkan aurat lagi ber-tabbaruj (berhias) atau berjilbab tapi ’jilbab gaul’ (ketat dan seksi). Sungguh para wanita telanjang ini dan para suami serta orang tua yang membiarkan kemungkaran itu dikeluarganya (dayuts) sangat dikutuk oleh Allah dan Rasul-Nya. Takutlah kalian akan adzab Allah yang amat pedih...Cam-kan ini wahai saudaraku!!
Wahai para anak, Al-Qur’an memuliakan para orang tua agar dihormati, dimuliakan dan dilarang durhaka kepadanya (QS. Al-Israa’: 23-24; Luqman: 14, dll). Tapi coba kita lihat, berapa banyak anak-anak menghardik orang tuanya walaupun hanya mengatakan ”Aahh” dan melawan, menelantarkan, mencaci, memukul sampai membunuh orang tuanya yang melahirkan dan merawat kalian dari kecil hingga dewasa. Sungguh durhakanya kalian!!
Wahai saudaraku, Al-Qur’an menyerukan kepada umat manusia terutama kaum muslimin untuk menjaga dan merawat lingkungan alam ini dan melarang untuk melakukan kerusakan, kemungkaran dan dosa. Tapi mengapa banyak diantara kita mengampangkan perkara ini sehingga banyak kerusakan di alam, kemungkaran atau kemaksiatan merajalela, musibah yang datang silih berganti. Coba lihat di daerah kita saja, kabut asap semakin tebal dan tak hilang-hilang, hal ini disebabkan kurang pandainya kita menjaga lingkungan sehingga merusak hutan, belum lagi kemaksiatan, kesyirikan, kebid’ahan dan dosa dianggap biasa. Wal ’iyyadzubillah. Beristighfar-lah dan bertobatlah wahai kaum muslimin, selagi pintu taubat masih terbuka dan jangan sampai bencana semakin besar menimpa kita.
Wahai saudaraku, Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an telah mengkabarkan tentang orang-orang kafir tak pernah ridho terhadap muslimin sebelum mengikuti agama mereka (QS. Al Baqarah: 120) dan Allah Ta’ala pun melaknat kaum musyrikin, Nashrani dan yahudi serta melarang umat Islam mencontoh agama dan kebudayaan mereka yang rusak itu (QS. Ali Imran: 196-197, al-Hadid: 16, dsb). Tapi kenapa banyak di kalangan anak-anak muslimin (generasi muda) dari dulu sampai sekarang masih mencontoh budaya agama terlaknat itu, baik dari Mode, perilaku, pemikiran dan sistem. Padahal Al-Islam jelas-jelas melarang mencontoh kebiasaan orang-orang kafir dan Rasulullah sangat menyelisih kebiasaan mereka dalam segala segi kehidupan ini. Apakah kalian tidak bangga menjadi seorang muslim dan kesempurnaan Al-Islam sehingga kalian mengekor orang-orang kafir tersebut??!! Apakah kalian ingin meniru mereka dengan mencampakkan Al-Qur’an dan As-Sunnah??
Realita menunjukkan bahwa semakin merosotnya akidah, ibadah, moral dan akhlak generasi muda sekarang. Hal ini disebabkan jauhnya masyarakat dari bimbingan Al-Qur’an dan As-Sunnah, sehingga kondisinya carut-marut dan banyaknya musibah menimpa negeri ini. Jangan salahkan ini dan itu, tapi salahkan diri kita masing-masing. Apa yang sudah kita perbuat?!
Al-Qur’an yang seharusnya menjadi teman setia bagi pribadi muslim, tapi kini hanya menjadi kenangan usang tak bermakna. Hanya sedikit orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengamalkannya. Masyarakat sekarang lebih menyukai mendengarkan musik-musik dan lagu-lagu yang haram daripada mendengarkan atau membaca Al-Qur’an yang penuh dengan ketenangan, petunjuk, ilmu, keberkahan, dan Asy-Syifa’ (obat) bagi jasmani dan rohani. Mereka menghabiskan waktu-waktu dengan menyanyi, bermain-main, dengar musik dan melupakan bacaan dan hafalan Al-Qur’an. Makanya pantas, banyak diantara kaum muslimin baik orang dewasa dan anak-anak tidak bisa baca Al-Qur’an, atau mungkin saja waktu kecilnya bisa baca. dan hafal ayat-ayat Al-Qur’an tapi saat sudah dewasa semuanya hilang karena tak pernah dibaca dan diamalkan. Padahal jika kita mau mengetahui betapa besarnya keutamaan Al-Qur’an, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ’Alaihi wassalam: ”Bacalah Al-Qur’an! Karena sesungguhnya Al-Qur’an itu akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi pembacanya (yang berpegang pada petunjuk-petunjuknya).” (HR. Muslim dari Abu Umamah)
Sabda Nabi Shallallahu ’Alaihi wassalam: ”Nanti pada hari kiamat akan didatangkan Al-Qur’an dan ahlinya yang dulu mengamalkannya di dunia, didahului dengan surat Al-Baqarah dan surat Ali Imran yang keduanya saling berbantah mengenai ahli mereka masing-masing (Al-Baqarah mengatakan bahwa orang ini adalah orang yang mengamalkan surat Al-Baqarah, begitu pula surat Ali-Imran).” (HR. Muslim dari An-Nawwas bin Sam’an)
Dari Utsman bin Affan Radhiyallahu ’anhu, ia berkata: Rasulullah bersabda:”Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.”(HR. Bukhari)
Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam Ash-shahih-nya meriwayatkan bahwa Ummul Mukminin Aisyah Radhiayallahu’anha, berkata: bahwa Rasulullah bersabda: ”Orang yang mahir membaca Al-Qur’an, maka nanti akan berkumpul bersama-sama para malaikat yang mulia lagi taat. Sedangkan orang yang kesulitan dan berat jika membaca Al-Qur’an (terbata-bata), maka ia mendapatkan dua pahala.” Kemudian Dari Umar bin Khaththab, bahwasanya Rasulullah bersabda:”Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat beberapa kaum dengan Al-Kitab (Al-Qur’an), dan ia akan merendahkan derajat suatu kaum yang lain dengannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ’anhu, berkata: Rasulullah bersabda: ”Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah (Al-Qur’an) maka akan memperoleh satu kebaikan. Setiap satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan: ALIF LAAM MIIM itu satu huruf, tetapi ’alif’ satu huruf, ’laam’ satu huruf dan ’miim’ satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi)
Imam At-Tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud yang berkata bahwa Rasulullah bersabda: ”Sesungguhnya orang yang didalam dadanya tidak ada sedikitpun dari Al-Qur’an, maka ia bagaikan rumah yang kosong.”
Subhanallah, begitu besarnya keutamaan membaca dan mengamalkan Al-Qur’an tersebut. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita selalu menjaga al-Qur’an dalam jiwa kita dengan cara membacanya, menghafalnya, mempelajarinya, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari. Marilah kita isi hari-hari dan waktu-waktu luang kita dengan Al-Qur’an baik dirumah, masjid, sekolahan, kantor, tempat kerja dan saat berkendaraan dalam perjalanan. Jangan isi waktu-waktu kita dengan permainan, musik-musik dan nyanyian, karena itu datangnya dari setan yang akan menyesatkan manusia sehingga kita jauh dari Al-Qur’an.
Hendaklah kita selalu menjaga dan mempelajari Al-Qur’an karena Al-Qur’an akan hilang dengan sendirinya apabila tidak pernah dibaca dan dihafal, sebagaimana nasehat Nabi dengan sabdanya: ”Berhati-hatilah kamu sekalian terhadap Al-Qur’an ini. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman-Nya. Sungguh Al-Qur’an itu lebih cepat terlepasnya, daripada unta terlepas dari tali ikatannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kewajiban bagi orang tua yang baik sekarang yaitu menanamkan Al-Qur’an dalam jiwa anak-anak mereka dengan memberikan pendidikan Al-Qur’an dari sejak dalam rahim ibunya, yaitu dengan cara selalu memperdengarkan Al-Qur’an, bukan dengan lagu-lagu atau musik. Kemudian setelah lahir sampai anak bisa bicara mulai diajarkan dengan bacaan Al-Qur’an sehingga anak-anak mampu membaca dengan baik, lalu di masukkan akhlak-akhlak Al-Qur’an dalam kepribadian anak dan mengenalkan hukum-hukum syariat Islam dalam Al-Qur’an sehingga mereka terbiasa dan bisa perpegang teguh padanya serta menjadi teman setia dimana pun mereka berada. Bukan justru disuguhi dengan nyanyi-nyanyian, musik, film horor, film kartun orang-orang kafir yang tak bermanfaat yang berasal dari TV dan VCD. Perhatikanlah contoh para shalafush shalih yang sangat mencintai dan menjaga Al-Qur’an seperti Imam Syafi’i sudah menghafal Al-Qur’an saat umur 7 tahun, Imam Nawawi sudah hafal Al-Qur’an sebelum baligh dan banyak kisah para ulama lainnya.
Bersyukurlah kepada-Nya atas nikmat-nikmat yang sudah kita rasakan??!! Bersegeralah kembali kepada bimbingan Al-Qur’an dan As-Sunnah serta pemahaman Salafush-shalih. Marilah kita didik bersama anak-anak dan masyarakat kita dengan Al-Qur’an agar terwujud GENERASI QUR’ANI yang unggul, mencintai Al-Quran dan bisa menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Wallahul A’lam bish-showab

0 komentar:

Posting Komentar