Kebahagiaan sejati ada di dalam hati

On Rabu, 12 Oktober 2011 0 komentar




 
Saya baru saja menyaksikan sebuah tayangan di televisi. Lagi-lagi saya terhenyak. Ternyata begitu sulit menemukan sebuah kondisi hati yang disebut bahagia. Kata sederhana yang sarat makna.
Segala limpahan materi, ketenaran, karier yang bersinar, keindahan fisik, keutuhan keluarga, teman setia, sahabat sehati bahkan pengagum yang berjuta, tidak pernah bisa menimbulkan rasa bahagia sejati. Rasa bahagia yang langgeng dan terus menerus.
Bila kita pandai mengendalikan hati kita agar selalu ada pada kondisi nyaman, tenang, teduh dan selalu bersyukur atas semua berkah yang sudah diterima, maka rasa bahagia bisa datang menghampiri.
Rasa bahagia itu akan menetap, bila kondisi hati senantiasa berada pada posisi stabil. Tidak pernah terburu-buru karena hal-hal yang seharusnya dengan sabar kita lalui. Tidak panik melihat keberhasilan orang lain. Atau tidak cemas melihat orang-orang sudah berada jauh di depan kita.
Kebahagiaan bukan makanan atau minuman instan. Bukan pula suplemen yang bisa dirasakan langsung khasiatnya. Kebahagiaan adalah proses menjaga hati agar bisa menerima semua kondisi dengan sewajarnya.
Bila kita sudah bisa meyakini, bahwa setiap perbuatan ada ‘hadiahnya’, maka buat apa kita mencoba melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak pantas kita lalukan. Bukankah perbuatan tidak pantas itu akan menuai ‘hadiah’ juga?
‘Hadiah’ dari perbuatan tidak terpuji itu biasanya berupa ketidakpuasan, penyesalan atau ketidakbahagiaan.
Kebahagiaan berada seiring dengan kebaikan. Dengan ketulusan. Dengan rasa syukur terhadap semua karunia dari Sang Pencipta.
Kebahagiaan hanya datang pada hati yang jernih menatap hidup. Hati yang bening menjalani semua ujian dan cobaan. Hati yang memang pantas untuk dihampiri oleh sebuah kebahagiaan.
Kebahagiaan sejati sesungguhnya berada di dalam hati.

0 komentar:

Posting Komentar