RAMBO
Pa Maman atau Mr Maman, adalah guru IPS ku saat duduk di kelas tiga SMP, beliau ini adalah salah satu guru favoritku. Mr Maman mempunyai Julukan RAMBO, bukan karna wajah atau tubuhnya mirip Rambo, tapi karna seluruh rambutnya dipenuhi oleh uban , jadi Rambo itu kepanjangan dari RAmbut BOdas (rambut putih).
Perangainya amat keras dan tegas di kelas. Salah satu tindakan menunjukan dia keras, bisa teruji apabila saat dia akan memulai kegiatan belajar mengajar. Pa Maman ini tidak langsung memulai pengajaran tapi beliau pertama tama akan mengintogerasi semua muridnya, beliau akan bertanya kepada satu persatu muridnya, yang ia tanyakan seputar pelajaran yang sudah ia terangkan minggu kemarin. Dan kebetulan pada saat itu dia bertanya tentang ibukota Negara-negara di asia, kalau bila ada yang salah menjawab maka siap siap dia harus menerima hukuman dari sang RAMBO, dan hukuman pada hari itu adalah,
Pa Maman berdiri lalu berjalan kearah Bor, lalu mengambil kapur. Kapur itu diacungkan kepada kami “hey anak-anak sekarang bapak akan menanyai kalian tentang ibu kota Negara Asia yang minggu kemarin kalian pelajari”, “dan seperti biasa apabila kalian ada yang tidak bisa menjawabnya akan ada hukumannya”, “dan sekarang hukumannya adalah…..enk…ink…enk” sambil kembali mengacungkan kapur. “ini dia hukumannya”, semua murid melongo seperti dijidatnya ada gambar tanda Tanya. Kemudian Pa Maman meneruskan pembicaraannya, “bila kalian ada yang salah kalian akan kena ini” lalu pa maman mencurat-coret bor dengan kapur, sehingga di salah satu bagiannya menjadi putihh. “kepala kalian akan bapak pegang dan bapak gesek-gesekan jidat kalian ke bor” “maka jidat kalian akan putih, dan kalian para wanita tak perlu memakai bedak lagi” “dan kalian dilarang menghapusnya sebelum adzan dzuhur berkumandang okeh!” pada saat itu pak maman mengajar pada jam kedua sekitar jam 08.30 dan kebetulan kita pulang pukul 13.20.
“ockeh pak” semua murid menjawab dengan ketakutan, degdegan, ada yang grogi,lemas, dan ada juga yang biasa-biasa, kalau untuk yang biasa-biasa mungkin dirinya adalah orang-orang yang pintar, tapi gak tahulah.
Acara pun dimulai “yang pertama maju yang baris pertama, dan dari depan dulu” akhirnya teman pria ku yang malang itu pun kedepan.
“coba sebutkan ibukota india?” dengan tegas Pak Maman bertanya kepada temanku yang malang.
“anu pak..anu….” dia kelihatan takut dan ragu-ragu
“ANU APA” Mr RAMBO memotong dengan tegas, hatikupun berbicara “ni anak bego amat gak tau pertanyaan yang gampang” aku berbicara dalam hati sambil tertawa pula dalam hati.
“oh iya pak! kaya merek sandal, new..newdelhi pak” temanku ketawa kegirangan.
“bagus…bagus” kulihat Pa Maman tersenyum. Hatiku kembali bicara “sialan ni anak bisa jawab juga” dan aku pun kesal dalam hati.
“coba sebutkan ibukota india?” dengan tegas Pak Maman bertanya kepada temanku yang malang.
“anu pak..anu….” dia kelihatan takut dan ragu-ragu
“ANU APA” Mr RAMBO memotong dengan tegas, hatikupun berbicara “ni anak bego amat gak tau pertanyaan yang gampang” aku berbicara dalam hati sambil tertawa pula dalam hati.
“oh iya pak! kaya merek sandal, new..newdelhi pak” temanku ketawa kegirangan.
“bagus…bagus” kulihat Pa Maman tersenyum. Hatiku kembali bicara “sialan ni anak bisa jawab juga” dan aku pun kesal dalam hati.
Satu-persatu temanku sudah banyak yang maju kedepan, banyak yang selamat, dan lebih bayak lagi yang menjadi korban kapur. Selanjutnya tibalah giliran teman sebangkuku.
“semoga tuhan memberkatimu, sob’!”aku berpesan padanya
“terima kasih perhatianmu tonk” dia membalas perhatianku, temanku yang kedepan ini namanya Sobirin’. Otaknya sedang sedang saja dibanding aku, hehehe.
“selanjutnya kamu ,sobirin?” sibapak bertanya yang gak penting. Sobirin pun mengangguk pelan.
“coba kamu sebutkan Ibukota Israel?” Pak Maman masih bertanya dengan tegas kepada sobirin. Dalam hati aku kembali bicara “menurutku Pak Maman ini hebat euy, dia sosok yang tidak pernah capek dalam memenuhi tugasnya”
Tak disangka Sobirin menjawab dengan tegas pula “tel Aviv, pak”
“hebat kamu, sob’ tak sia-sia jadi murid bapak”Pak Maman pun memuji si Sobirin.
Lagi lagi dalam hati aku berbicara “waduh si Sobirin bisa menjawab, hebat begete!”
Dan tibalah saat –saat menegangkan menghampiri padaku, deg-deg deg-deg deg-deg suara hatiku berbicara, dug-dug dug-dug dug-dug jantungku pun ikut berbicara, preeeet brek breeeek pantat dan perutku berbicara pula.
“ayo Fahmi kamu kedepan, sekarang ggiliranmu dodol” “malah bengong” Pa Maman menambah bebanku dengan menyebut dodol
Aku pun kedepan. “ Fahmi coba kamu sebutkan ibukota Pakistan?” masih dengan tegas Pa RAMBO mamberikan pertanyaan padaku.
“semoga tuhan memberkatimu, sob’!”aku berpesan padanya
“terima kasih perhatianmu tonk” dia membalas perhatianku, temanku yang kedepan ini namanya Sobirin’. Otaknya sedang sedang saja dibanding aku, hehehe.
“selanjutnya kamu ,sobirin?” sibapak bertanya yang gak penting. Sobirin pun mengangguk pelan.
“coba kamu sebutkan Ibukota Israel?” Pak Maman masih bertanya dengan tegas kepada sobirin. Dalam hati aku kembali bicara “menurutku Pak Maman ini hebat euy, dia sosok yang tidak pernah capek dalam memenuhi tugasnya”
Tak disangka Sobirin menjawab dengan tegas pula “tel Aviv, pak”
“hebat kamu, sob’ tak sia-sia jadi murid bapak”Pak Maman pun memuji si Sobirin.
Lagi lagi dalam hati aku berbicara “waduh si Sobirin bisa menjawab, hebat begete!”
Dan tibalah saat –saat menegangkan menghampiri padaku, deg-deg deg-deg deg-deg suara hatiku berbicara, dug-dug dug-dug dug-dug jantungku pun ikut berbicara, preeeet brek breeeek pantat dan perutku berbicara pula.
“ayo Fahmi kamu kedepan, sekarang ggiliranmu dodol” “malah bengong” Pa Maman menambah bebanku dengan menyebut dodol
Aku pun kedepan. “ Fahmi coba kamu sebutkan ibukota Pakistan?” masih dengan tegas Pa RAMBO mamberikan pertanyaan padaku.
“Istambul, pak” dengan tegas, Pede, dan sombong aku menjawab.
Pa Maman pun tersenyum, “Fahmi….fahmi..”
Aku pun ikut tersenyum dengan bangga.
Lalu akupun dikejutkan dengan tangan Pa Maman yang kemudian mengejutkanku dan di gesek-gesek lah jidatku pada bor. Dalam hati sedalam-dalamnya hati aku berbicara lagi dengan syahdu. “waduh sial begete nasib ku sekarang” “tapi perasaan bener deh jawabannya”
Setelah aku selesai di gesek-gesek akupun melakukan protes keras, seperti protes pemain PERSIB saat di kartu kuning. “Pak perasaan aku menjawab dengan benar”
Karna aku memprotes akhirnya aku kena kartu kuning lagi “ ini anak malah memprotes”
Lalu dia menggerakan tangannya menuju kepalaku lagi, tapi sekarang aku berkelit. “iya pak, aku yang salah mendingan aku saja sendiri yang gesek-gesek kepalaku ini” lalu akupun menggesek-gesakan jidat ini sendiri, dan semua teman sekelas pun riuh bertepuk tangan dan menertawakan diriku
Lalu akupun dikejutkan dengan tangan Pa Maman yang kemudian mengejutkanku dan di gesek-gesek lah jidatku pada bor. Dalam hati sedalam-dalamnya hati aku berbicara lagi dengan syahdu. “waduh sial begete nasib ku sekarang” “tapi perasaan bener deh jawabannya”
Setelah aku selesai di gesek-gesek akupun melakukan protes keras, seperti protes pemain PERSIB saat di kartu kuning. “Pak perasaan aku menjawab dengan benar”
Karna aku memprotes akhirnya aku kena kartu kuning lagi “ ini anak malah memprotes”
Lalu dia menggerakan tangannya menuju kepalaku lagi, tapi sekarang aku berkelit. “iya pak, aku yang salah mendingan aku saja sendiri yang gesek-gesek kepalaku ini” lalu akupun menggesek-gesakan jidat ini sendiri, dan semua teman sekelas pun riuh bertepuk tangan dan menertawakan diriku
Akhirnya aku duduk setelah menjalani shock terapy dan aku lihat ada tujuh temanku lagi yang belum di interogasi, mereka akhirnya satu persatu maju kedepan sampai tak tersisa. Dan yang paling mengejutkan ketujuh temanku itu di tanyai tentang negara yang sama yaitu Pakistan, dan yang paling mengejutkan lagi tak satupun dari ketujuh temanku itu yang bisa menjawabnya, dan tentunya mereka juga jadi korban Mr RAMBO, hatikupun bersuara lagi “hahahaha rasain luh, pada salah semua, jadi diriku tidak terlalu malu, hahaha!”
Setalah teman-teman ku habis ditanyai pak maman pun memberikan jawaban dari pertanyaan terakhirnya yang tidak bisa dijawab oleh delapan muridnya, tentu saja dengan cara memberikan kesempatan kepada temanku yang lainnya. “hey anak-anak siapa diantara kalian yang mengetahui jawaban dari ibukota Negara Pakistan?” kelas pun hening sejenak, tak ada yang mengacung dan tak ada yang menjawab, hatikupun akhirnya senang karna ternyata semua temanku tidak tahu Ibukota Pakistan, jadi aku benar benar tidak harus malu karna pertanyaan yang aku jawab tadi salah.
Pak Maman sendiri yang kemudian menjawab. “ waduh kalian ini pada gak tahu, makanya kalau bapak menerangkan itu didengar dan dimasukan ke otak, ibukota Pakistan tuh Islamabad!” “penduduk Pakistan itu kan mayoritas islam, jadi supaya gampang menghapalnya tinggal inget-inget agama kita yaitu Islam dan ditambahi abad, jadi Islamabad””kalian ini gimana seeh”
Setalah teman-teman ku habis ditanyai pak maman pun memberikan jawaban dari pertanyaan terakhirnya yang tidak bisa dijawab oleh delapan muridnya, tentu saja dengan cara memberikan kesempatan kepada temanku yang lainnya. “hey anak-anak siapa diantara kalian yang mengetahui jawaban dari ibukota Negara Pakistan?” kelas pun hening sejenak, tak ada yang mengacung dan tak ada yang menjawab, hatikupun akhirnya senang karna ternyata semua temanku tidak tahu Ibukota Pakistan, jadi aku benar benar tidak harus malu karna pertanyaan yang aku jawab tadi salah.
Pak Maman sendiri yang kemudian menjawab. “ waduh kalian ini pada gak tahu, makanya kalau bapak menerangkan itu didengar dan dimasukan ke otak, ibukota Pakistan tuh Islamabad!” “penduduk Pakistan itu kan mayoritas islam, jadi supaya gampang menghapalnya tinggal inget-inget agama kita yaitu Islam dan ditambahi abad, jadi Islamabad””kalian ini gimana seeh”
Semua murid dikelas menjawab dan mengangguk “OOOHHH”
Pak Maman kemudian membuka buku untuk membahas materi selanjutnya, tapi sebelum dia akan membahas dia tampak tersenyum dan linglung. “anak-anak maaf ya! Apa lagi sama si Fahmi dan Ketujuh orang yang terakhir bapak tanya””pertanyaan yang terakhir itu tentang ibukota Pakistan harusnya dibahas sekarang” “memang bapak udah ngebahasnya ya?”
Serentak semua murid menjawab kecuali aku, “belum Paaaaaaaaak”
“Kalau gitu maafin bapak ya? Maklum dah tua” semua teman mengangguk, kecuali aku yang heran dan kembali berbicara tentunya bukan kepada hati lagi tapi kepada ketujuh teman yang lainnya.”luh pada bego banget sih napa tadi gak bilang aja ke Pa Rambo kalo pertanyaanya tadi belum diterangin!”
Pak Maman kemudian membuka buku untuk membahas materi selanjutnya, tapi sebelum dia akan membahas dia tampak tersenyum dan linglung. “anak-anak maaf ya! Apa lagi sama si Fahmi dan Ketujuh orang yang terakhir bapak tanya””pertanyaan yang terakhir itu tentang ibukota Pakistan harusnya dibahas sekarang” “memang bapak udah ngebahasnya ya?”
Serentak semua murid menjawab kecuali aku, “belum Paaaaaaaaak”
“Kalau gitu maafin bapak ya? Maklum dah tua” semua teman mengangguk, kecuali aku yang heran dan kembali berbicara tentunya bukan kepada hati lagi tapi kepada ketujuh teman yang lainnya.”luh pada bego banget sih napa tadi gak bilang aja ke Pa Rambo kalo pertanyaanya tadi belum diterangin!”
Salah seorang teman menjawab pertanyaan ku. “berarti kamu sendiri bego donk! Butinya kamu juga tadi gak bilang bahwa pertanyaannya belum diterangin”
Aku mendadak bingung “kalo aku kan grogi”
Ketujuh teman ku membalas ucapanku “ kita juga sama dodol, grogi you Know”.
Kalian tahu bagaimana rasanya di gesek-gesek pada bor yang sudah dicoreti kapur. Tidak hanya putih jidat ini,tapi juga merah karna gesekan antara kulit dan papan bor. Apalagi aku yang dua kali digesek gesek tobat dah! Tapi asyik juga sih! Coba aja di rumah!. (hehehe)
Itulah salah satu cerita menarik dari guru geogrfi SMP ku Bapak Mr Maman RAMBO, dan masih banyak lagi cerita lucu Pak Rambo ini yang tidak bisa saya tuliskan satu persatu. intinya Pa Maman ini orangnya memang tegas, suaranya menggelegar dan mukanya memang kaya pemeran antagonis dalam sinetron. Tapi sebenernya baik dan creative, buktinya dia creative karena dia selalu mengganti hukuman-hukuman kepada muridnya yang salah contohnya seperti tadi yaitu gesek-gesek jidat, dan masih banyak hukuman lagi yang ia berikan kepada sang korban yang tidak bisa menjawab pertanyaan, seperti menjewer rambut dekat telinga (godeg), menjitak pala, dan masih banyak lagi yang lainnya, dan setiap minggunya hukuman tersebut tidak lah sama terus berbeda (membuktikan bahwa dia creative ) ( Mesastragmail.com)
Aku mendadak bingung “kalo aku kan grogi”
Ketujuh teman ku membalas ucapanku “ kita juga sama dodol, grogi you Know”.
Kalian tahu bagaimana rasanya di gesek-gesek pada bor yang sudah dicoreti kapur. Tidak hanya putih jidat ini,tapi juga merah karna gesekan antara kulit dan papan bor. Apalagi aku yang dua kali digesek gesek tobat dah! Tapi asyik juga sih! Coba aja di rumah!. (hehehe)
Itulah salah satu cerita menarik dari guru geogrfi SMP ku Bapak Mr Maman RAMBO, dan masih banyak lagi cerita lucu Pak Rambo ini yang tidak bisa saya tuliskan satu persatu. intinya Pa Maman ini orangnya memang tegas, suaranya menggelegar dan mukanya memang kaya pemeran antagonis dalam sinetron. Tapi sebenernya baik dan creative, buktinya dia creative karena dia selalu mengganti hukuman-hukuman kepada muridnya yang salah contohnya seperti tadi yaitu gesek-gesek jidat, dan masih banyak hukuman lagi yang ia berikan kepada sang korban yang tidak bisa menjawab pertanyaan, seperti menjewer rambut dekat telinga (godeg), menjitak pala, dan masih banyak lagi yang lainnya, dan setiap minggunya hukuman tersebut tidak lah sama terus berbeda (membuktikan bahwa dia creative ) ( Mesastragmail.com)
0 komentar:
Posting Komentar