RINI
MARTINI, S.Pd
EMANSIPASI, ANTARA KEMANDIRIAN DAN KODRAT
Rini Martini,
S.Pd
adalah sosok pendidik yang menginspirasi banyak orang, terutama para siswanya.
Beliau lahir di Bagan Siapi-api pada 10 Maret 1977 dan menempuh pendidikan
tinggi di Universitas Riau. Kini, beliau mengabdikan diri sebagai guru
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), dengan semangat membentuk
generasi muda yang berkarakter dan cinta tanah air.
Dalam kesehariannya, Ustazah Rini
dikenal sebagai pribadi yang penyabar, lembut namun hangat, serta sangat
menghargai nilai-nilai kehidupan keluarga. Sosok wanita yang paling ia idolakan
adalah ibundanya sendiri, Zuraida. Menurutnya, sang ibu adalah wanita hebat dan
serba bisa yang tetap patuh kepada suaminya meskipun mampu mengerjakan berbagai
pekerjaan, dari yang ringan hingga yang berat. Dari sang ibu, Ibu Rini belajar
arti kekuatan, ketaatan, dan ketulusan sebagai seorang perempuan.
Saat diwawancarai mengenai pandangannya
tentang emansipasi wanita, Ustazah Rini menyampaikan pemikiran yang
bijak dan penuh nilai.
"Menurut ustazah emansipasi
wanita adalah saat wanita bisa mandiri dan mampu melakukan apa pun yang juga
dilakukan oleh pria, tetapi tetap tidak melupakan kodratnya sebagai wanita,
terutama dalam pandangan agama," ungkapnya.
Beliau menilai bahwa emansipasi
wanita di Indonesia saat ini sudah sangat baik. Wanita telah memiliki ruang
untuk tumbuh dan berkembang, bahkan bisa menjadi pemimpin daerah hingga
pemimpin negara. Namun, ia juga mengakui masih adanya sebagian masyarakat yang
membatasi perempuan untuk bekerja di bidang-bidang yang dianggap hanya untuk
pria.
"Emansipasi itu bukan berarti
kita merendahkan orang lain, baik itu pria maupun wanita. Wanita boleh sukses,
boleh berkarier di luar rumah, tetapi ketika ia kembali ke rumah, ia tetap
seorang anak bagi orang tuanya, atau istri yang harus patuh kepada suami,"
tambahnya.
Menurut Ustazah Rini, kemajuan
emansipasi wanita seharusnya dibarengi dengan sikap rendah hati. Ia menegaskan
bahwa kesuksesan tidak boleh menjadikan wanita sombong atau merasa lebih tinggi
daripada yang lain, terutama terhadap laki-laki.
Pandangan Ustazah Rini mencerminkan
keseimbangan antara kemandirian dan kehormatan nilai-nilai keluarga serta
agama. Wanita harus mandiri namun jangan sampai meninggalkan kodratnya sebagai
perempuan dan ibu. Beliau adalah contoh nyata wanita modern yang tidak hanya
cerdas dan berpendidikan, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan
moral dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui kisah
dan pemikiran Ustazah Rini Martini, kita diingatkan bahwa emansipasi bukan
sekadar perjuangan untuk setara, tetapi juga tentang bagaimana perempuan mampu
menempatkan diri dengan bijak dalam berbagai peran yang dijalaninya.
Kemandirian dan keberhasilan tidak harus menghapus kelembutan dan kesetiaan
pada nilai-nilai yang telah diajarkan sejak dini. Usatazah Rini menjadi contoh
nyata bahwa perempuan bisa maju tanpa harus melupakan kodrat dan akar
budayanya. Semoga kisah ini menginspirasi kita semua untuk terus menghargai perjuangan
perempuan, sekaligus menjaga keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab
dalam kehidupan.
Ok. Terimakasih banyak Ustazah Rini Martini.


0 komentar:
Posting Komentar