UMAIR BIN SA'AD AL-ANSHARI
GUBERNUR MISKIN
YANG MENENUN JUBAHNYA SENDIRI
Umair
bin Sa'ad al-Anshari, seorang sahabat Rasulullah SAW yang dikenal karena
kesederhanaan dan keteguhannya dalam menjalankan amanah.
Masa Muda dan Keislaman Umair
Umair
bin Sa'ad al-Anshari berasal dari kalangan Anshar, penduduk asli Madinah yang
menyambut kedatangan Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin dari Mekah. Tidak
banyak catatan yang детально menjelaskan masa muda Umair. Namun, kita tahu
bahwa ia termasuk di antara orang-orang yang paling awal memeluk Islam di
Madinah. Ia ikut serta dalam berbagai peristiwa penting pada masa kenabian,
termasuk peperangan membela agama Allah SWT.
Penunjukan Sebagai Gubernur Homs
Setelah
penaklukan kota Homs di Suriah pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin
Khattab, sang Khalifah mencari sosok yang tepat untuk memimpin wilayah
tersebut. Umar menginginkan seorang pemimpin yang sederhana, tidak sombong dan
mampu merasakan kehidupan rakyat biasa. Pilihan pun jatuh kepada Umair bin
Sa'ad.
Ketika
Umar menyampaikan keputusanuntuk menunjuknya sebagai gubernur, Umair awalnya
menolak dengan halus. Namun, Umar tetap pada pendiriannya. Ia melihat Umair
adalah sosok yang paling layak untuk mengemban amanah tersebut.
Gaya Kepemimpinan yang Sederhana
Umair
bin Sa'ad menjalankan tugasnya sebagai gubernur dengan penuh tanggung jawab dan
kesederhanaan. Ia tidak pernah memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan
pribadi. Pakaiannya sama dengan pakaian rakyat biasa. Makanannya pun sederhana.
Ia lebih sering berjalan kaki daripada menggunakan kendaraan mewah.
Suatu
ketika, Khalifah Umar bin Khattab merasa heran karena Umair tidak pernah
mengirimkan laporan pajak dari Homs. Ia pun mengirim surat kepadanya. Dalam
surat tersebut, Umar meminta Umair untuk datang ke Madinah dan membawa serta
laporan keuangan.
Umair
pun berangkat ke Madinah dengan berjalan kaki. Ia hanya membawa bekal
secukupnya. Ketika tiba di Madinah, Umar terkejut melihat kondisi Umair yang
sangat sederhana. Ia bertanya kepadanya tentang laporan pajak. Umair menjawab
bahwa ia tidak membawa apa-apa. Semua hasil pajak telah ia gunakan untuk
membantu rakyat Homs yang membutuhkan.
Mendengar
penjelasan Umair, Umar tidak marah. Ia justru semakin kagum dengan kejujuran
dan amanah yang dipegang teguh oleh Umair. Umar kemudian memperbarui masa
jabatan Umair sebagai gubernur Homs.
Menenun Jubah Perang Sendiri
Salah satu cermin kesederhanaan Umair adalah kebiasaannya
menenun jubah perangnya sendiri. Ia tidak ingin merepotkan orang lain atau
menggunakan fasilitas negara untuk membuat jubah perang. Ia lebih memilih untuk
mengerjakannya sendiri dengan tangannya.
Kisah ini menggambarkan betapa Umair sangat mandiri dan
tidak ingin bergantung pada orang lain. Ia juga menunjukkan bahwa seorang
pemimpin tidak harus selalu dilayani dan dimanjakan. Seorang pemimpin juga
harus bisa mandiri dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Teladan bagi Para Pemimpin
Kebiasaan Umair menenun jubah perangnya sendiri adalah
teladan yang sangat baik bagi para pemimpin. Ia mengajarkan bahwa seorang
pemimpin harus hidup sederhana dan tidak привилегированный. Seorang pemimpin
juga harus mandiri dan tidak hanya mengandalkan orang lain.
Menolak Jabatan Kembali
Setelah
beberapa tahun menjabat sebagai gubernur, Umair bin Sa'ad meminta izin kepada
Umar bin Khattab untuk mengundurkan diri. Ia merasa cukup dengan apa yang telah
ia lakukan. Ia ingin kembali hidup sederhana dan beribadah kepada Allah SWT.
Umar
pun mengizinkan Umair untuk mengundurkan diri. Ia sangat menghormati keputusan
Umair. Setelah itu, Umair kembali ke Madinah dan hidup dalam kesederhanaan
Umair bin Sa'ad al-Anshari dikenal karena beberapa hal yang menonjol dalam sejarah hidupnya:
1.
Kesederhanaan
yang Ekstrem: Umair dikenal sebagai sosok yang
sangat sederhana dalam menjalani hidupnya. Ketika diangkat menjadi gubernur di
Homs, Suriah, ia tetap hidup seperti rakyat biasa. Ia tidak memanfaatkan
jabatannya untuk memperkaya diri atau keluarganya. Pakaiannya lusuh, makanannya
sederhana, dan ia lebih sering berjalan kaki daripada menaiki kendaraan mewah.
2.
Kejujuran dan
Amanah: Umair adalah sosok yang sangat
jujur dan amanah dalam menjalankan tugasnya. Ia tidak pernah mengambil harta
rakyat atau menggunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi. Ketika Khalifah
Umar bin Khattab memanggilnya ke Madinah untuk mempertanyakan laporan pajak
yang tidak pernah ia kirimkan, Umair datang dengan tangan kosong. Ia
menjelaskan bahwa seluruh hasil pajak telah ia berikan kepada rakyat Homs yang
membutuhkan.
3.
Keteguhan dalam
Menolak Jabatan: Setelah beberapa tahun menjabat
sebagai gubernur, Umair meminta izin kepada Umar bin Khattab untuk mengundurkan
diri. Ia merasa cukup dengan apa yang telah ia lakukan dan ingin kembali hidup
sederhana. Meskipun Umar sangat menghormati dan mempercayainya, Umair tetap
teguh pada pendiriannya dan menolak untuk menerima jabatan kembali.
4.
Kisah Pertemuan
dengan Khalifah Umar: Kisah pertemuannya dengan Khalifah
Umar bin Khattab adalah salah satu yang paling terkenal. Ketika Umar menerima
surat dari Umair yang berisi permintaan untuk mengundurkan diri, ia terkejut.
Ia kemudian memanggil Umair ke Madinah untuk menjelaskan alasannya. Pertemuan
ini menggambarkan dengan jelas kesederhanaan dan ketegasan Umair dalam memegang
amanah.
5.
Teladan
Kepemimpinan: Umair bin Sa'ad adalah contoh ideal
seorang pemimpin yang sederhana, jujur, dan bertanggung jawab. Ia tidak pernah
memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi. Ia selalu mengutamakan
kepentingan rakyat di atas kepentingan dirinya sendiri. Kisah hidupnya menjadi
inspirasi bagi banyak orang untuk menjadi pemimpin yang amanah dan bertanggung
jawab.
Keteladanan Umair bin Sa'ad
Kisah
hidup Umair bin Sa'ad al-Anshari adalah contoh seorang pemimpin yang
sederhana, jujur, dan bertanggung jawab. Ia tidak pernah memanfaatkan
jabatannya untuk kepentingan pribadi. Ia selalu mengutamakan kepentingan rakyat
di atas kepentingan dirinya sendiri.
Umair
bin Sa'ad adalah sosok yang patut kita teladani. Ia mengajarkan kepada kita
bahwa kepemimpinan bukanlah menunjukan kekuasaan, melainkan amanah yang harus
dipertanggungjawabkan. Ia juga mengajarkan kepada kita pentingnya hidup
sederhana dan tidak berfoya foya dalam menjalani kehidupan.
Semoga
kisah hidup Umair bin Sa'ad al-Anshari dapat menjadi inspirasi bagi kita semua
untuk menjadi pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab.
0 komentar:
Posting Komentar