UMAIR BIN SA'AD AL-ANSHARI GUBERNUR MISKIN YANG MENENUN JUBAHNYA SENDIRI

On Selasa, 25 Februari 2025 0 komentar

 



UMAIR BIN SA'AD AL-ANSHARI

GUBERNUR MISKIN YANG MENENUN JUBAHNYA SENDIRI


Umair bin Sa'ad al-Anshari, seorang sahabat Rasulullah SAW yang dikenal karena kesederhanaan dan keteguhannya dalam menjalankan amanah.

Masa Muda dan Keislaman Umair

Umair bin Sa'ad al-Anshari berasal dari kalangan Anshar, penduduk asli Madinah yang menyambut kedatangan Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin dari Mekah. Tidak banyak catatan yang детально menjelaskan masa muda Umair. Namun, kita tahu bahwa ia termasuk di antara orang-orang yang paling awal memeluk Islam di Madinah. Ia ikut serta dalam berbagai peristiwa penting pada masa kenabian, termasuk peperangan membela agama Allah SWT.

Penunjukan Sebagai Gubernur Homs

Setelah penaklukan kota Homs di Suriah pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, sang Khalifah mencari sosok yang tepat untuk memimpin wilayah tersebut. Umar menginginkan seorang pemimpin yang sederhana, tidak sombong dan mampu merasakan kehidupan rakyat biasa. Pilihan pun jatuh kepada Umair bin Sa'ad.

Ketika Umar menyampaikan keputusanuntuk menunjuknya sebagai gubernur, Umair awalnya menolak dengan halus. Namun, Umar tetap pada pendiriannya. Ia melihat Umair adalah sosok yang paling layak untuk mengemban amanah tersebut.

Gaya Kepemimpinan yang Sederhana

Umair bin Sa'ad menjalankan tugasnya sebagai gubernur dengan penuh tanggung jawab dan kesederhanaan. Ia tidak pernah memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi. Pakaiannya sama dengan pakaian rakyat biasa. Makanannya pun sederhana. Ia lebih sering berjalan kaki daripada menggunakan kendaraan mewah.

Suatu ketika, Khalifah Umar bin Khattab merasa heran karena Umair tidak pernah mengirimkan laporan pajak dari Homs. Ia pun mengirim surat kepadanya. Dalam surat tersebut, Umar meminta Umair untuk datang ke Madinah dan membawa serta laporan keuangan.

Umair pun berangkat ke Madinah dengan berjalan kaki. Ia hanya membawa bekal secukupnya. Ketika tiba di Madinah, Umar terkejut melihat kondisi Umair yang sangat sederhana. Ia bertanya kepadanya tentang laporan pajak. Umair menjawab bahwa ia tidak membawa apa-apa. Semua hasil pajak telah ia gunakan untuk membantu rakyat Homs yang membutuhkan.

Mendengar penjelasan Umair, Umar tidak marah. Ia justru semakin kagum dengan kejujuran dan amanah yang dipegang teguh oleh Umair. Umar kemudian memperbarui masa jabatan Umair sebagai gubernur Homs.


Menenun Jubah Perang Sendiri

Salah satu cermin kesederhanaan Umair adalah kebiasaannya menenun jubah perangnya sendiri. Ia tidak ingin merepotkan orang lain atau menggunakan fasilitas negara untuk membuat jubah perang. Ia lebih memilih untuk mengerjakannya sendiri dengan tangannya.

 

Kisah ini menggambarkan betapa Umair sangat mandiri dan tidak ingin bergantung pada orang lain. Ia juga menunjukkan bahwa seorang pemimpin tidak harus selalu dilayani dan dimanjakan. Seorang pemimpin juga harus bisa mandiri dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.

 

Teladan bagi Para Pemimpin

Kebiasaan Umair menenun jubah perangnya sendiri adalah teladan yang sangat baik bagi para pemimpin. Ia mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus hidup sederhana dan tidak привилегированный. Seorang pemimpin juga harus mandiri dan tidak hanya mengandalkan orang lain.


Menolak Jabatan Kembali

Setelah beberapa tahun menjabat sebagai gubernur, Umair bin Sa'ad meminta izin kepada Umar bin Khattab untuk mengundurkan diri. Ia merasa cukup dengan apa yang telah ia lakukan. Ia ingin kembali hidup sederhana dan beribadah kepada Allah SWT.

Umar pun mengizinkan Umair untuk mengundurkan diri. Ia sangat menghormati keputusan Umair. Setelah itu, Umair kembali ke Madinah dan hidup dalam kesederhanaan




Umair bin Sa'ad al-Anshari dikenal karena beberapa hal yang menonjol dalam sejarah hidupnya:

1.   Kesederhanaan yang Ekstrem: Umair dikenal sebagai sosok yang sangat sederhana dalam menjalani hidupnya. Ketika diangkat menjadi gubernur di Homs, Suriah, ia tetap hidup seperti rakyat biasa. Ia tidak memanfaatkan jabatannya untuk memperkaya diri atau keluarganya. Pakaiannya lusuh, makanannya sederhana, dan ia lebih sering berjalan kaki daripada menaiki kendaraan mewah.

2.   Kejujuran dan Amanah: Umair adalah sosok yang sangat jujur dan amanah dalam menjalankan tugasnya. Ia tidak pernah mengambil harta rakyat atau menggunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi. Ketika Khalifah Umar bin Khattab memanggilnya ke Madinah untuk mempertanyakan laporan pajak yang tidak pernah ia kirimkan, Umair datang dengan tangan kosong. Ia menjelaskan bahwa seluruh hasil pajak telah ia berikan kepada rakyat Homs yang membutuhkan.

3.   Keteguhan dalam Menolak Jabatan: Setelah beberapa tahun menjabat sebagai gubernur, Umair meminta izin kepada Umar bin Khattab untuk mengundurkan diri. Ia merasa cukup dengan apa yang telah ia lakukan dan ingin kembali hidup sederhana. Meskipun Umar sangat menghormati dan mempercayainya, Umair tetap teguh pada pendiriannya dan menolak untuk menerima jabatan kembali.

4.   Kisah Pertemuan dengan Khalifah Umar: Kisah pertemuannya dengan Khalifah Umar bin Khattab adalah salah satu yang paling terkenal. Ketika Umar menerima surat dari Umair yang berisi permintaan untuk mengundurkan diri, ia terkejut. Ia kemudian memanggil Umair ke Madinah untuk menjelaskan alasannya. Pertemuan ini menggambarkan dengan jelas kesederhanaan dan ketegasan Umair dalam memegang amanah.

5.   Teladan Kepemimpinan: Umair bin Sa'ad adalah contoh ideal seorang pemimpin yang sederhana, jujur, dan bertanggung jawab. Ia tidak pernah memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi. Ia selalu mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan dirinya sendiri. Kisah hidupnya menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk menjadi pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab.

 

 Keteladanan Umair bin Sa'ad

Kisah hidup Umair bin Sa'ad al-Anshari adalah contoh seorang pemimpin yang sederhana, jujur, dan bertanggung jawab. Ia tidak pernah memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi. Ia selalu mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan dirinya sendiri.

Umair bin Sa'ad adalah sosok yang patut kita teladani. Ia mengajarkan kepada kita bahwa kepemimpinan bukanlah menunjukan kekuasaan, melainkan amanah yang harus dipertanggungjawabkan. Ia juga mengajarkan kepada kita pentingnya hidup sederhana dan tidak berfoya foya dalam menjalani kehidupan.

Semoga kisah hidup Umair bin Sa'ad al-Anshari dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menjadi pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab.

 





0 komentar:

Posting Komentar