PERANG TABUK
PERANG
DALAM KESULITAN
Perang Tabuk adalah peperangan
antara umat Islam melawan Kekaisaran Bizantium atau Romawi Timur yang terjadi
pada tahun 630 Masehi. Perang ini merupakan pertempuran terakhir yang diikuti oleh Nabi Muhammad
SAW.
Perang Tabuk terjadi pada bulan Rajab. Pertempuran ini menjadi yang
terakhir diikuti oleh Nabi Muhammad SAW. Tabuk sendiri adalah sebutan
untuk tempat yang terletak antara Wadil Qura dan Syam. Perang Tabuk juga
disebut Ghazwah Al-Usrah yang bermakna Perang Kesulitan.
Latar belakang terjadinya Perang Tabuk adalah
keinginan Rasulullah SAW menyerang Romawi sebagai kekuatan militer terbesar di
muka bumi pada masa itu, sehingga ajaran Islam dapat meluas. Keinginan sang
Rasul muncul setelah dibunuhnya Al-Harits bin Umair di tangan Syuhrabil bin Amr
Al-Ghasaani ketika Al-Harits membawa surat yang ditujukan kepada pemimpin
Bushra.
Nabi Muhammad SAW mengirimkan satuan pasukan yang
dipimpin oleh Zaid bin Haritsah yang nantinya bertempur dengan pasukan Romawi
dalam peperangan besar dan meninggalkan pengaruh bagi bangsa Arab. Ketika
Rasulullah memerintahkan kaum muslimin bersiap menyerang Romawi, keadaan mereka
sedang dalam masa sulit.
Rasulullah SAW memerintahkan kaum muslimin untuk
mempersiapkan perbekalan dan menganjurkan umat Islam yang kaya untuk berinfak
membiayai jihad di jalan Allah SWT.
Ketika Rasulullah hendak berangkat ke medan
perang, cuaca terasa amat panas dan musim itu musim paceklik.
Rasulullah SAW tidak menggunakan metode tauriyah
(sindiran) lagi mengenai tujuan keberangkatan, seperti yang biasa beliau
lakukan pada peperangan sebelumnya. Kali ini beliau menjelaskan kepada para
sahabatnya bahwa beliau hendak menghadapi bala tentara Romawi.
Begitu panasnya udara saat peristiwa Perang Tabuk,
orang-orang menyembelih unta, lalu meminum air dalam kantong di perut kecilnya.
Itulah sebabnya perang ini disebut juga Ghazwah Al-Usrah, yakni perang yang
dilakukan dalam masa kesulitan dan kesempitan.
Perang antara kaum Muslimin dan bangsa Romawi tersebut berhasil dimenangkan oleh kaum muslimin. Meski dalam keadaan yang sulit, mereka berhasil memenangkan peperangan tersebut.
Setelah persiapan matang, pasukan muslim pun bergerak ke arah utara menuju Tabuk dengan membawa 30.000 prajurit, 10.000 lebih sedikit dibanding jumlah prajurit Romawi. Sekalipun begitu banyak sumbangan yang berhasil terkumpul, ternyata belum mencukupi untuk pasukan sebanyak itu.
Meskipun telah mendatangi kawasan Tabuk, pihak musuh kemudian mengajak berdamai dengan membayar upeti. Dengan ini, kemenangan berada di pihak kaum Muslim, kendati tidak sampai terjadi pertempuran.
Sejak peristiwa itu, pasukan muslim semakin digdaya karena berhasil mengalahkan imperium raksasa Romawi. Kabilah-kabilah Arab yang sebelumnya mendukung Romawi pun kini bergabung bersama pasukan muslim.
Perang Tabuk memiliki makna yang sangat penting karena Perang Tabuk adalah bukti keberanian dan keteguhan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dalam menghadapi ancaman.. Perang ini juga menunjukkan pentingnya persiapan dan perencanaan yang matang dalam menghadapi tantangan. Dan menjadi perang terakhir yang di ikuti oleh nabi Muhammad SAW.
Semoga cerita ini memberikan pemahaman yang
lebih baik tentang Perang Tabuk.
0 komentar:
Posting Komentar