ASIYAH BINTI MUZAHIM ISTRI FIR'AUN YANG DIJANJIKAN SURGA

On Selasa, 25 Februari 2025 0 komentar

 

ASIYAH BINTI MUZAHIM

ISTRI FIR'AUN YANG DIJANJIKAN SURGA

 


Asiyah binti Muzahim adalah seorang wanita yang beriman kepada Allah SWT, sementara suaminya, Fir'aun, adalah seorang raja yang zalim dan mengaku dirinya sebagai tuhan. Firaun ini digambarkan dalam Al-Quran sebagai sosok yang sombong, kejam, dan mengaku dirinya sebagai tuhan. Ia menindas kaum Bani Israil dan menolak untuk mengikuti ajaran Nabi Musa.

Meskipun hidup dalam lingkungan yang penuh dengan kezaliman dan kekafiran, Asiyah tetap teguh dalam keimanannya. Keteguhan hati Asiyah binti Muzahim adalah salah satu aspek paling menginspirasi dari kisahnya. Meskipun hidup di lingkungan istana yang mewah dan bergelimang harta, ia tidak pernah goyah dalam keimanannya kepada Allah SWT.  

KEIMANAN YANG KUAT

Asiyah memiliki keimanan yang mendalam kepada Allah SWT. Ia tidak terpengaruh oleh kekuasaan dan kekayaan suaminya, Fir'aun, yang mengaku sebagai tuhan. Keimanannya ini menjadi sumber kekuatan dan keteguhan hatinya dalam menghadapi segala cobaan.

MENOLAK KEMUSYRIKAN

Asiyah dengan berani menolak untuk menyembah Fir'aun sebagai tuhan. Ia tetap teguh dalam keyakinannya bahwa hanya Allah SWT yang layak disembah. Penolakan ini menunjukkan keberanian dan ketegasan sikapnya dalam mempertahankan kebenaran.

SABAR DALAM MENGHADAPI COBAAN

Asiyah menghadapi berbagai cobaan berat, termasuk siksaan dari Fir'aun karena keimanannya. Meskipun demikian, ia tetap sabar dan tidak pernah menyerah. Kesabarannya ini menunjukkan keteguhan hatinya yang luar biasa.

 

RELA BERKORBAN

Asiyah rela mengorbankan nyawanya demi mempertahankan keimanannya. Ia tidak takut menghadapi kematian demi keyakinan yang dianutnya. Pengorbanan ini adalah bukti tertinggi dari keteguhan hatinya yang tidak tergoyahkan.

BERDOA KEPADA ALLAH SWT

Dalam menghadapi cobaan yang berat, Asiyah selalu berdoa kepada Allah SWT. Ia memohon pertolongan dan kekuatan dari-Nya. Doanya ini menunjukkan bahwa ia selalu bergantung kepada Allah SWT dalam segala situasi.

Keteguhan hati Asiyah binti Muzahim adalah contoh yang sangat menginspirasi bagi kita semua. Ia mengajarkan bahwa keimanan yang kuat, keberanian dalam menghadapi kebenaran, kesabaran dalam menghadapi cobaan, kerelaan berkorban, dan selalu berdoa kepada Allah SWT adalah kunci untuk memiliki keteguhan hati yang kokoh.


MENYELAMATKAN NABI MUSA KECIL



Pada suatu masa, Fir'aun mendapat mimpi bahwa akan ada seorang bayi laki-laki dari Bani Israil yang akan menggulingkan kekuasaannya. Karena ketakutannya, Fir'aun memerintahkan untuk membunuh semua bayi laki-laki yang lahir dari Bani Israil.

Pada saat yang sama, seorang wanita dari Bani Israil yang bernama Yukabad melahirkan seorang bayi laki-laki yang kemudian diberi nama Musa. Karena takut akan dibunuh oleh Fir'aun, Yukabad dengan sangat sedih dan dengan petunjuk dari Allah SWT, meletakkan Musa di dalam peti dan menghanyutkannya di Sungai Nil.

Peti yang berisi Musa ditemukan oleh Asiyah dan para dayangnya saat mereka sedang mandi di sungai. Asiyah yang melihat bayi itu merasa kasihan dan tergerak hatinya untuk menyelamatkannya. Ia kemudian membawa bayi itu ke istana dan membesarkannya sebagai anak angkatnya.

Asiyah sangat menyayangi Musa AS dan berusaha untuk menanamkan keimanan kepada Allah SWT dalam hatinya. Ketika Musa AS dewasa dan diangkat menjadi nabi, Asiyah adalah salah satu orang yang pertama kali beriman kepadanya. Namun, Fir'aun sangat marah ketika mengetahui bahwa istrinya telah beriman kepada Musa AS. Ia berusaha untuk memaksa Asiyah untuk meninggalkan keimanannya, tetapi Asiyah tetap teguh dan menolak untuk kembali kepada kekafiran.


DIHUKUM MATI FIR'AUN

Fir'aun akhirnya menjatuhkan hukuman mati kepada Asiyah. Ia memerintahkan untuk mengikat Asiyah di bawah terik matahari dan menyiksanya dengan kejam. Meskipun dalam siksaan yang berat, Asiyah tetap berdoa kepada Allah SWT dan memohon pertolongan. Allah SWT kemudian mengirimkan malaikat untuk memperlihatkan kepadanya surga yang telah disiapkan untuknya. Asiyah pun meninggal dunia sebagai seorang wanita yang beriman dan Salehah.

Kisah Asiyah binti Muzahim adalah contoh yang sangat baik bagi kita semua. Ia adalah seorang wanita yang kuat dan teguh dalam keimanannya, meskipun hidup dalam lingkungan yang sulit dan penuh dengan tantangan. Asiyah adalah bukti bahwa seorang wanita dapat menjadi Salehah dan beriman kepada Allah SWT meskipun hidup dalam lingkungan yang penuh dengan kemaksiatan dan kezaliman.

 


0 komentar:

Posting Komentar