HAJI AGUS SALIM, "THE GRAND OLD MAN"

On Selasa, 25 Februari 2025 0 komentar

 


HAJI AGUS SALIM,

"THE GRAND OLD MAN"

 




 

Haji Agus Salim, yang bernama kecil Masjhoedoelhaq, lahir pada tanggal 8 Oktober 1884 di Koto Gadang, Sumatra Barat. Ia adalah anak dari pasangan Sultan Muhammad Salim dan Siti Zainab. Ayahnya adalah seorang jaksa yang memiliki kedudukan tinggi di pengadilan. Agus Salim menguasai 7 bahasa asing, yaitu bahasa Belanda, Inggris, Arab, Turki, Perancis, Jerman dan Jepang.

Pendidikan dan Awal Karier

Agus Salim memulai pendidikannya di sekolah Belanda, yaitu Europeesche Lagere School (ELS). Setelah lulus dari ELS, ia melanjutkan pendidikannya ke Hogere Burgerschool (HBS) di Batavia. Setelah lulus dari HBS, Agus Salim bekerja sebagai penerjemah dan pembantu notaris. Kemudian, ia bekerja di konsulat Belanda di Jeddah, Arab Saudi.

 

Mengenal Perjuangan Kemerdekaan Haji Agus Salim

Keterlibatan Awal dalam Pergerakan Nasional

Sekembalinya ke Indonesia dari Arab Saudi, Agus Salim tidak langsung terjun ke dunia politik. Namun, kegelisahannya melihat kondisi masyarakat Indonesia yang tertindas oleh penjajahan Belanda mendorongnya untuk aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan intelektual. Ia bergabung dengan organisasi Sarekat Islam (SI) pada tahun 1915, sebuah organisasi yang pada awalnya berfokus pada masalah ekonomi dan sosial, namun kemudian berkembang menjadi gerakan politik yang kuat.

Peran dalam Sarekat Islam

Agus Salim dengan cepat menunjukkan kemampuan intelektual dan kepemimpinannya di Sarekat Islam. Ia menjadi juru bicara yang ulung dan mampu menyampaikan aspirasi rakyat dengan artikulatif. Ia juga aktif dalam menulis dan menyebarkan ide-ide pergerakan melalui berbagai media massa.

Anggota Volksraad

Pada tahun 1921, Agus Salim terpilih menjadi anggota Volksraad, sebuah dewan perwakilan rakyat yang dibentuk oleh pemerintah kolonial Belanda. Meskipun demikian, Agus Salim tidak menggunakan posisinya untuk bekerja sama dengan Belanda. Ia justru memanfaatkan forum ini untuk menyuarakan aspirasi rakyat Indonesia dan mengkritik kebijakan pemerintah kolonial yang tidak adil.

Aktivitas Jurnalistik dan Pendidikan

Selain aktif dalam organisasi politik, Agus Salim juga aktif dalam dunia jurnalistik. Ia menulis artikel-artikel yang tajam dan kritis terhadap pemerintah kolonial. Ia juga mendirikan sekolah-sekolah yang memberikan pendidikan bagi rakyat Indonesia.

Peran dalam BPUPKI dan Panitia Sembilan

Menjelang kemerdekaan Indonesia, Agus Salim terlibat dalam pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Sembilan. Ia memberikan kontribusi penting dalam perumusan dasar negara dan undang-undang dasar.

Diplomasi Internasional

Setelah kemerdekaan Indonesia, Agus Salim menjadi salah satu diplomat ulung Indonesia. Ia активно memperjuangkan pengakuan kedaulatan Indonesia di dunia internasional. Ia melakukan perjalanan ke berbagai negara untuk mencari dukungan bagi Indonesia. Keberhasilannya dalam diplomasi internasional tidak terlepas dari kemampuannya dalam berbicara berbagai bahasa asing.

Konferensi Meja Bundar

Agus Salim juga terlibat dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang menghasilkan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda. Ia menjadi salah satu anggota delegasi Indonesia dalam perundingan tersebut.











Kiprah Haji Agus Salim di dunia Internasional

Kemampuan Berbahasa yang Luar Biasa

Salah satu kelebihan Haji Agus Salim yang sangat menonjol adalah kemampuannya dalam berbahasa asing. Ia menguasai setidaknya tujuh bahasa, yaitu bahasa Belanda, Inggris, Arab, Turki, Perancis, Jerman, dan Jepang. Kemampuan ini sangat membantunya dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan tokoh-tokoh internasional.

Peran dalam Diplomasi Kemerdekaan

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Haji Agus Salim активно terlibat dalam upaya дипломати untuk mendapatkan pengakuan dari negara-negara lain. Ia melakukan perjalanan ke berbagai negara, terutama negara-negara Timur Tengah, untuk mencari dukungan bagi kemerdekaan Indonesia. Kemampuan berbahasa Arabnya sangat membantu dalam berkomunikasi dengan para pemimpin di negara-negara tersebut.

Konferensi Hubungan Asia

Pada tahun 1947, Haji Agus Salim memimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Hubungan Asia di New Delhi, India. Konferensi ini dihadiri oleh para pemimpin dari berbagai negara Asia dan menjadi forum penting bagi Indonesia untuk memperkenalkan diri sebagai negara merdeka.

Misi ke Negara-negara Arab

Setelah Konferensi Hubungan Asia, Haji Agus Salim ditunjuk sebagai ketua misi diplomatik Indonesia ke negara-negara Arab. Misi ini bertujuan untuk mendapatkan pengakuan kemerdekaan Indonesia dari negara-negara Arab. Berkat kemampuan diplomasi dan bahasa Arabnya, Haji Agus Salim berhasil mendapatkan pengakuan dari beberapa negara Arab, seperti Mesir, Lebanon, Arab Saudi, dan Yaman.

Peran dalam Konferensi Meja Bundar

Haji Agus Salim juga terlibat dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diadakan di Den Haag, Belanda. KMB adalah форуме penting yang membahas penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Belanda. Dalam konferensi ini, Haji Agus Salim berperan sebagai salah satu anggota delegasi Indonesia.

Pencapaian Haji Agus Salim

Pengakuan Kedaulatan Indonesia

Salah satu pencapaian terbesar Haji Agus Salim dalam dunia internasional adalah keberhasilannya dalam memperjuangkan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda. Pengakuan ini adalah hasil dari дипломати yang panjang dan трудное, di mana Haji Agus Salim memainkan peran yang sangat penting.

Julukan "The Grand Old Man"

Karena kontribusinya yang besar dalam diplomasi internasional, Haji Agus Salim mendapatkan julukan "The Grand Old Man" dari kalangan diplomatik internasional. Julukan ini adalah pengakuan atas kemampuan dan pengalamannya yang luar biasa dalam bidang diplomasi

Kiprah di Dunia Internasional

Setelah kemerdekaan Indonesia, Agus Salim aktif dalam dunia diplomasi. Ia menjadi Menteri Luar Negeri Indonesia dan berhasil memperjuangkan pengakuan kedaulatan Indonesia di dunia internasional. Agus Salim juga terlibat dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang menghasilkan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda.

Akhir Hayat

Agus Salim meninggal dunia pada tanggal 4 November 1954 di Jakarta. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Agus Salim adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia yang memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa Indonesia. Beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

 

 

Kesimpulan

Kiprah Haji Agus Salim di dunia internasional sangat penting. Ia adalah seorang diplomat ulung yang berhasil memperjuangkan kepentingan Indonesia di forum internasional. Kemampuan berbahasa asing,  Agus Salim terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui organisasi Sarekat Islam. Ia menjadi salah satu pemimpin Sarekat Islam dan aktif dalam memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia. Agus Salim juga terlibat dalam pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Sembilan yang bertugas menyusun dasar negara Indonesia.

Perjuangan kemerdekaan Haji Agus Salim adalah contoh идеального seorang intelektual yang tidak hanya memiliki идеалы, tetapi juga berani untuk memperjuangkannya. Ia adalah sosok yang религиозный, nasionalis, dan internasionalis. Kontribusinya bagi kemerdekaan Indonesia sangat besar dan akan selalu dikenang oleh bangsa Indonesia.

 




0 komentar:

Posting Komentar