SENANDUNG HATI
DODI INDRA
Jendela pagi kubuka, disambut mentari
Bukan sekadar cahaya namun
janji hari
Tiada lagi kelam yang
pernah menyelimuti
Sebab semesta kini,
telah bersemi kembali
Pada setiap tarikan napas
yang kuhela
Kutemukan makna yang
selama ini kupuja.
Oh, betapa hidup ini kanvas yang sempurna
Lukisan syukur yang
tak pernah sirna
Di antara badai
dan lautan yang luas
Kau hadir, dermaga cinta
yang takkan terhempas
Hatiku adalah bejana
yang tak lagi haus
Karena kasihmu
mengalir, abadi, tulus.
Dulu, aku merangkai
bintang di langit yang hampa
Mencari sepasang mata
yang mampu membaca
Sunyi di balik tawa,
duka di balik kata Kini,
Kau datang membawa isyarat
yang nyata
Bukan hanya sapa,
namun jiwa yang utuh
Dicintai sedalam
samudra, tanpa keluh.
Oh, betapa hidup
ini kanvas yang sempurna
Lukisan syukur yang
tak pernah sirna
Di antara badai
dan lautan yang luas
Kau hadir, dermaga cinta
yang takkan terhempas
Hatiku adalah bejana
yang tak lagi haus
Karena kasihmu
mengalir, abadi, tulus.
Adakah kata yang
sanggup menimbang segala rasa?
Selain terima kasih
yang terucap di setiap jeda
Engkau adalah takdir
yang kupegang erat
Anugerah terindah,
melebihi semua hasrat
Aku tak meminta lagi,
selain waktu yang merayap perlahan
Agar setiap detik
ini, menjadi kenangan keemasan.
Oh, betapa hidup
ini kanvas yang sempurna
Lukisan syukur yang
tak pernah sirna
Di antara badai
dan lautan yang luas
Kau hadir, dermaga cinta
yang takkan terhempas
Hatiku adalah bejana
yang tak lagi haus
Karena kasihmu
mengalir, abadi, tulus.
Di
dalam bahagia ini,
aku
bersandar tenang Dalam dekapanmu yang hangat,
tak
lekang… Selamanya... syukur...
0 komentar:
Posting Komentar