UTS di Ruang Lima
Denyit kursi bergerak membuncah di relung sunyinya kelas.
UTS IPS di ruang lima
30 menit pertama berlalu tanpa kendala.
Mulut mulut menganga pertanda oksigen tidak lagi berdaya mensuplai tenaga.
Colek mencolek.
Pandang memandang.
Main mata.
Cekikikan.
Curi kesempatan untuk bertanya.
Hoi.....
Isyarat demi isyarat mulai bekerja.
Isyarat tangan jadi kunci jawaban.
Tutup muka pakai lembar jawaban dan soal biar teman bisa baca leluasa.
Cari jawaban lintas pulau.
Dari azis hingga yoppy.
Dari wahyuri sampai anggun.
5 menit tersisa.
Masih ada jawaban yang belum sama.
Teman di pojok sana belum kasih berita.
Dasar..... Makan sendiri jawaban mu.
Mengumpat menggerutu kesal....
Pelit... Kedekut...
Duduk makin gelisah.
Walau dipandangi tanpa komentar tak peduli.
Anggab aja ngak apa. Tetap jalan...
Hore..... Bel berbunyi.
Soalku terjawab semua.
Terimakasih kawan kerjasamanya.
Besok UTS nya kita ulangi lagi ya.
Denyit kursi bergerak membuncah di relung sunyinya kelas.
UTS IPS di ruang lima
30 menit pertama berlalu tanpa kendala.
Mulut mulut menganga pertanda oksigen tidak lagi berdaya mensuplai tenaga.
Colek mencolek.
Pandang memandang.
Main mata.
Cekikikan.
Curi kesempatan untuk bertanya.
Hoi.....
Isyarat demi isyarat mulai bekerja.
Isyarat tangan jadi kunci jawaban.
Tutup muka pakai lembar jawaban dan soal biar teman bisa baca leluasa.
Cari jawaban lintas pulau.
Dari azis hingga yoppy.
Dari wahyuri sampai anggun.
5 menit tersisa.
Masih ada jawaban yang belum sama.
Teman di pojok sana belum kasih berita.
Dasar..... Makan sendiri jawaban mu.
Mengumpat menggerutu kesal....
Pelit... Kedekut...
Duduk makin gelisah.
Walau dipandangi tanpa komentar tak peduli.
Anggab aja ngak apa. Tetap jalan...
Hore..... Bel berbunyi.
Soalku terjawab semua.
Terimakasih kawan kerjasamanya.
Besok UTS nya kita ulangi lagi ya.
SANG PECUNDANG
Dedicated
to Alumnus 10 SMPN Bernas’s Students
Mungkin...
Aku tak se
perfectionist Mr. Warsono
Juga tak se kreatif
Iddadi Mudra
Apa lagi se kuat
Adi Purwoko
Aku juga tidak se
modis Mudi Uma Esi
Tidak super dan Fasionable
seperti Sinaryati
Tidak se pintar
Witriyenti
Tidak se teliti
Nurjannah
Apalagi pakar
dekorasi seperti Bunda Trisna Yunailis
Aku tak secekatan
Hendra Saputra
Jauh kurang
bertanggungjawab dibanding Rini Martini
Jauh kurang tegar
dibanding Romi Susanti
Apalagi dibandingkan
dengan si Aktif Ade Widya Ningsih
Ataupun si
ganteng Adi Zainal
Aku tak
seberuntung Safitri Oktavia
Aku tak punya
mobil limited edition seperti Destelita
Aku tak bisa
bicara lembut seperti Ikmalita
Ataupun
melankolis seperti khasminiwati
Aku tak sekukuh
Nanda Pratama
Tak seprofesional
Indrayani
Aku tak bisa
sabar seperti Desi Wulandari
Tak bisa Nrimo
seperti Agung Nofrianto
Apalagi semudah
berurusan dengan Indra Permana
Aku tak
sereligius Khairul Rahmad
Tak bisa ucap
salam seperti Emelia Elfiana
Ku tak bisa
tertawa lepas seperti Deslia Fatimah
Ku tak mampu
tersenyum sumbringah seperti Triono
Ku tak bisa gigih
seperti Andi Setiawan
Ku tak bisa
dibandingkan dengan Abdul Siddik yang tahu segalanya
Ataupun Indra
Budi Prabowo yang penurut dan setia
Ku sadar rajinku
tak bisa dibandingkan dengan rajinnya Susi Marlina
Maafkan
Kehadiranku
membuat cacat kesempurnaan mu
Pergi
Tinggalkan aku
Kejarlah kesempurnaamu
Dimana
Tak ada aku
disitu
Langganan:
Postingan (Atom)