UWAIS AL QARNI CINTA TANPA BATAS SEORANG ANAK

On Kamis, 06 Maret 2025 0 komentar

 



UWAIS AL QARNI

CINTA TANPA BATAS SEORANG ANAK

 

Uwais Al Qarni, seorang pemuda dari Yaman, dikenal sebagai sosok yang sangat berbakti kepada ibunya. Kisahnya penuh dengan makna dan pelajaran berharga tentang ketaatan, kesabaran, dan keikhlasan.

Masa kecil Uwais Al Qarni diwarnai dengan kesederhanaan dan pengabdian kepada ibunya. Uwais Al Qarni tumbuh dalam keluarga yang sangat sederhana. Ia hidup dalam kemiskinan, namun hatinya kaya dengan kasih sayang dan keimanan.

Sejak kecil, Uwais sangat mencintai dan berbakti kepada ibunya yang lumpuh dan buta. Ia merawat ibunya dengan penuh kasih sayang, memenuhi segala kebutuhannya, dan tidak pernah mengeluh. Uwais sangat mencintai dan menghormati ibunya, serta selalu berusaha memenuhi segala keinginannya.

 

Uwais memiliki penyakit kulit berupa bercak-bercak putih (sopak) di tubuhnya. Meskipun demikian, penyakitnya tidak menghalangi Uwais untuk berbakti kepada ibunya dan mendekatkan diri kepada Allah.

Uwais dikenal sebagai seorang pemuda yang taat beribadah. Ia sering berpuasa dan menghabiskan malamnya untuk berdoa dan bermunajat kepada Allah.

Uwais sangat merindukan Rasulullah SAW, meskipun ia tidak pernah bertemu langsung dengan beliau. Kerinduannya ini menunjukkan keimanan dan kecintaannya yang mendalam kepada Rasulullah SAW.

Dalam kehidupannya sehari-hari, Uwais Al-Qarni bekerja mencari nafkah dengan menggembalakan domba-domba orang pada waktu siang hari. Upah yang diterimanya cukup buat nafkahnya dengan ibunya. Bila 1 ada kelebihan, terkadang ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti dia dan ibunya. 2

 

 Kisah Menggendong Ibu ke Mekkah

Suatu hari, ibunya yang sudah tua renta menyampaikan keinginan untuk pergi haji. Ibu Uwais, yang sudah tua renta, lumpuh, dan buta, memiliki keinginan yang sangat kuat untuk menunaikan ibadah haji di Mekkah.

Mendengar keinginan ibunya, Uwais tidak ragu sedikit pun untuk mewujudkannya, meskipun mereka hidup dalam kemiskinan dan jarak ke Mekkah sangat jauh.Meskipun mereka hidup dalam kemiskinan dan perjalanan ke Mekkah sangat jauh, Uwais bertekad untuk mewujudkan keinginan ibunya.

Uwais menyadari bahwa ia harus memiliki kekuatan fisik yang cukup untuk menggendong ibunya selama perjalanan yang panjang dan berat. Ia kemudian membeli seekor anak lembu dan setiap hari menggendongnya naik turun bukit. Tindakan ini awalnya dianggap aneh oleh orang-orang sekitar, tetapi Uwais terus melakukannya dengan tekun. Selama delapan bulan, Uwais terus berlatih, dan seiring bertambahnya usia lembu, kekuatannya pun meningkat.

Setelah merasa cukup kuat, Uwais mulai menggendong ibunya dalam perjalanan menuju Mekkah. Perjalanan ini sangat sulit, melewati padang pasir yang panas dan terjal. Dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, Uwais merawat ibunya selama perjalanan. Ia memastikan ibunya mendapatkan cukup makanan, minuman, dan istirahat.

Sesampainya di Mekkah, Uwais menggendong ibunya untuk melaksanakan semua rukun haji, termasuk tawaf di Ka'bah dan wukuf di Arafah. Ibunya sangat terharu dan bersyukur atas pengorbanan Uwais. Di depan Ka'bah, Uwais berdoa agar dosa ibunya diampuni, dan ketika ibunya bertanya tentang dosanya sendiri, Uwais menjawab bahwa ridha ibunya adalah surga baginya.

  



Kemuliaan Uwais Al Qarni

Rasulullah SAW pernah bersabda tentang Uwais Al Qarni kepada para sahabatnya, "Di zaman kamu nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kalian berdua, pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman."    Rasulullah SAW juga berpesan kepada Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib untuk mencari Uwais Al Qarni dan meminta doa serta istighfarnya. Ketika Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib bertemu dengan Uwais Al Qarni, mereka mendapati tanda putih di telapak tangannya, sesuai dengan ciri-ciri yang disebutkan oleh Rasulullah SAW.

Pelajaran dari Kisah Uwais Al Qarni

Ketaatan kepada orang tua adalah kunci meraih ridha Allah SWT. Kesabaran dan keikhlasan dalam berbakti akan mendatangkan kemuliaan. Kemuliaan seseorang tidak diukur dari ketenaran atau kekayaan, tetapi dari ketakwaannya kepada Allah SWT. Kisah Uwais Al Qarni memberikan inspirasi bagi umat Islam untuk selalu berbakti kepada orang tua, bersabar dalam menghadapi cobaan, dan ikhlas dalam beramal.

Hikmah dari Kisah Ini

Kisah Uwais Al Qarni mengajarkan kita tentang pentingnya bakti kepada orang tua, bahkan dalam kondisi yang paling sulit sekalipun. Kesabaran, ketekunan, dan cinta kasih Uwais kepada ibunya adalah contoh yang patut kita teladani. Kisah ini juga menunjukkan bahwa kemuliaan seseorang tidak diukur dari kekayaan atau status sosial, tetapi dari ketakwaannya kepada Allah dan baktinya kepada orang tua.

Kisah Uwais Al Qarni adalah pengingat yang kuat tentang kekuatan cinta seorang anak kepada ibunya dan betapa besarnya pahala bakti kepada orang tua.

 

 


0 komentar:

Posting Komentar