KISAH DAN PERJUANGAN K.H. MUHAMMAD HASYIM ASY'ARI

On Senin, 10 Maret 2025 0 komentar

 





KISAH DAN PERJUANGAN

 K.H. MUHAMMAD HASYIM ASY'ARI

 

K.H. Muhammad Hasyim Asy'ari adalah salah satu ulama besar Indonesia yang berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan dan penyebaran Islam. Beliau adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia. Selain itu, beliau juga dikenal sebagai Pahlawan Nasional atas jasa-jasanya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

 

Kelahiran dan Latar Belakang

Muhammad Hasyim Asy'ari lahir pada 14 Februari 1871 di desa Gedang, Jombang, Jawa Timur. Ia berasal dari keluarga ulama yang taat. Ayahnya, Kyai Asy'ari, adalah seorang pemimpin pesantren yang dihormati. Ibunya, Nyai Halimah, juga berasal dari keluarga santri.

Sejak kecil, Hasyim Asy'ari sudah menunjukkan kecerdasan luar biasa dalam belajar ilmu agama. Ia belajar di berbagai pesantren di Jawa, termasuk Pesantren Langitan (Tuban), Pesantren Trenggilis (Semarang), dan Pesantren Bangkalan (Madura).

 

Menuntut Ilmu ke Mekkah

Pada usia 21 tahun, Hasyim Asy'ari memutuskan untuk pergi ke Mekkah bersama istrinya, Nyai Khadijah. Di sana, ia belajar kepada ulama-ulama besar, termasuk Syaikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, yang juga merupakan guru dari para ulama Indonesia lainnya.

Selama di Mekkah, Hasyim Asy'ari mendalami ilmu hadis, tafsir, fikih, dan tasawuf. Ia juga aktif berdiskusi dengan ulama dari berbagai negara, sehingga wawasannya semakin luas.

Setelah tujuh tahun menimba ilmu, ia kembali ke Indonesia untuk mengabdikan dirinya kepada masyarakat.

 

Mendirikan Pesantren Tebuireng

Pada tahun 1899, Hasyim Asy'ari mendirikan Pesantren Tebuireng di Jombang. Awalnya, pesantren ini mengalami banyak hambatan, termasuk perlawanan dari masyarakat yang masih terpengaruh oleh ajaran kepercayaan lama.

Namun, dengan kesabaran dan keteguhan hati, Hasyim Asy'ari berhasil membangun Pesantren Tebuireng menjadi pusat pendidikan Islam terbesar di Jawa Timur. Dari pesantren ini lahir banyak ulama besar yang kemudian berperan dalam perjuangan Islam dan kemerdekaan Indonesia.

 


Mendirikan Nahdlatul Ulama (NU)

Pada 31 Januari 1926, Hasyim Asy'ari bersama para ulama lainnya mendirikan Nahdlatul Ulama (NU). Tujuan NU adalah:

  • Menjaga ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama'ah
  • Memperkuat pendidikan Islam melalui pesantren
  • Melawan penjajahan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

NU kemudian berkembang menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia, dengan jutaan pengikut di seluruh negeri.

 

Perjuangan Melawan Penjajah

A. Melawan Penjajahan Belanda

Hasyim Asy'ari menentang keras penjajahan Belanda. Ia sering mengkritik kebijakan kolonial yang menindas rakyat. Karena sikapnya ini, ia pernah ditangkap dan dipenjara oleh Belanda pada tahun 1920.

Namun, ia tetap teguh dalam perjuangannya. Ia mendidik santri-santrinya agar siap berjuang demi kemerdekaan Indonesia.

B. Resolusi Jihad Melawan Penjajahan Jepang dan Sekutu

Ketika Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942, Hasyim Asy'ari tetap berpegang teguh pada prinsipnya. Namun, masa paling kritis dalam perjuangannya terjadi setelah kemerdekaan Indonesia.

Pada 22 Oktober 1945, K.H. Hasyim Asy'ari mengeluarkan "Resolusi Jihad", yang menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk berjuang melawan tentara Sekutu yang ingin menjajah kembali Indonesia.

Isi Resolusi Jihad menyatakan bahwa melawan penjajah adalah wajib hukumnya (fardu 'ain) bagi setiap Muslim yang mampu. Resolusi ini menjadi dasar terjadinya Pertempuran 10 November di Surabaya, yang akhirnya diperingati sebagai Hari Pahlawan.

 

Wafatnya K.H. Hasyim Asy'ari

Pada 25 Juli 1947, K.H. Hasyim Asy'ari wafat dalam usia 76 tahun karena serangan stroke. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi rakyat Indonesia.

Namun, warisannya tetap hidup. NU terus berkembang, dan pesantrennya masih menjadi pusat pendidikan Islam. Atas jasa-jasanya, K.H. Hasyim Asy'ari dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia.

 

Hikmah dari Kisah K.H. Hasyim Asy'ari

1.   Pendidikan adalah Kunci Perubahan

o    Hasyim Asy'ari menunjukkan bahwa ilmu adalah senjata utama dalam perjuangan. Melalui pendidikan, ia membangun generasi yang kuat dalam iman dan siap menghadapi tantangan zaman.

2.   Ketekunan dan Kesabaran dalam Dakwah

o    Saat awal mendirikan Pesantren Tebuireng, ia menghadapi banyak rintangan. Namun, dengan kesabaran, ia berhasil menjadikannya sebagai pusat ilmu Islam.

3.   Islam dan Nasionalisme Tidak Bisa Dipisahkan

o    Hasyim Asy'ari mengajarkan bahwa cinta tanah air adalah bagian dari iman. Ia berjuang melawan penjajah bukan hanya demi kemerdekaan, tetapi juga demi menjaga ajaran Islam di Nusantara.

4.   Keberanian dalam Berjuang

o    Meskipun diancam dan dipenjara oleh penjajah, ia tetap teguh dalam membela rakyat dan agama.

5.   Persatuan Umat Adalah Kekuatan

o    Dengan mendirikan NU, Hasyim Asy'ari mengajarkan pentingnya persatuan dalam Islam, agar umat Islam memiliki kekuatan dalam menghadapi tantangan zaman.

 

K.H. Muhammad Hasyim Asy'ari adalah ulama besar yang tidak hanya berperan dalam pendidikan Islam, tetapi juga dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Dengan mendirikan Pesantren Tebuireng dan Nahdlatul Ulama, ia membangun generasi Muslim yang kuat dalam ilmu dan iman. Resolusi Jihad yang dikeluarkannya menjadi pemicu perlawanan rakyat terhadap penjajah, hingga Indonesia akhirnya merdeka. Warisan perjuangannya masih terasa hingga kini, dan kita sebagai generasi penerus harus terus menjaga semangat ilmu, iman, dan perjuangan yang telah ia tanamkan.


0 komentar:

Posting Komentar