CERPEN REMAJA "BU DIAN DAN RAHASIA HATI LEVI"

On Minggu, 19 Januari 2025 0 komentar

 





BU DIAN DAN RAHASIA HATI LEVI

 Oleh : Dodi Indra


Di sebuah SMP di pinggiran kota, ada seorang guru bernama Bu Dian. Ia dikenal sebagai guru yang sabar dan penuh perhatian. Suatu hari, seorang siswa baru bernama Levi bergabung dengan kelasnya. Sejak awal, Levi sudah menunjukkan sikap yang berbeda dari teman-temannya. Ia sering membuat keributan, mengganggu teman, dan bahkan pernah ketahuan mencuri uang teman sekelasnya.

Bu Dian awalnya merasa khawatir dengan perilaku Levi. Ia mencoba berbagai cara untuk mendekati Levi, namun selalu gagal. Levi selalu tampak acuh tak acuh dan bahkan sering menantang Bu Dian. Namun, Bu Dian tidak menyerah. Ia terus berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Levi.

“Levi, Bisa ibu bicara dengan mu?

“Tidak bisa buk. Saya mau ke kantin” jawab Levi lalu melenggang pergi meninggalkan bu Dian.

Bu Dian berjalan menuju kantor. Baru beberapa langkah terdengar suara dari belakangnya

“Mau bicara apa bu?

Bu Dian membalikkan badannya. Dia terkejut. Levi sudah berdiri di hadapannya.

“Katanya mau ke kantin?”

“Tidak jadi Bu”

“Ayo kita bicara di perpustakaan” kata bu Dian. Wanita muda itu kembali melangkahkan kakinya menuju perpustakaan. Levi mengikutinya dari belakang.

Setelah berbicara dan mendengarkan curhatan Levi, Bu Dian mulai menyadari bahwa di balik sikap nakalnya, Levi sebenarnya adalah anak yang kesepian dan mencari perhatian. Levi berasal dari keluarga yang kurang harmonis dan seringkali merasa diabaikan oleh orang tuanya.

Suatu hari, setelah pulang sekolah, Bu Dian memutuskan untuk mengunjungi rumah Levi. Di sana, Bu Dian bertemu dengan ibu Levi yang terlihat sangat lelah dan kewalahan mengurus anak-anaknya. Bu Dian kemudian mengajak ibu Levi untuk berbicara dari hati ke hati. Ia mencoba menjelaskan bahwa Levi sebenarnya adalah anak yang baik dan hanya perlu bimbingan yang tepat.

“Saya sudah tak sanggup lagi. Sudah capek bu guru. Angkat tangan saya” ucap ibu Levi. Tampaknya wanita paruh baya itu sudah tak sanggup lagi mendidik anaknya.

“Ibu yang sabar. Banyak berdoa kepada tuhan, semoga Allah membuka pintu hati Levi dan dia menyadari kekhilafannya selama ini” bujuk bu Dian.

“Saya mohon bu guru. Bu guru bimbinglah anak saya” pinta ibu Levi penuh harap

Setelah percakapan itu, Bu Dian mulai lebih sering mengajak Levi berbicara. Ia mendengarkan keluhan Levi, memberikan nasihat, dan bahkan mengajak Levi untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang disukainya. Lambat laun, sikap Levi mulai berubah. Ia menjadi lebih terbuka, rajin belajar, dan aktif dalam kegiatan sekolah.

Puncaknya, saat kelas mengadakan lomba karakter pahlawan. Bu Dian menunjuk Levi untuk mewakili kelas mereka. Levi awalnya menolak karena dia tidak pernah tertarik dengan kegiatan seperti itu. Dengan sabar bu Dian membujuk dan menyemangati Levi. Teman sekelasnya pun memberi semangat dan meyakinkan Levi jika Levi mampu dan cocok dengan kharakter WR, Supratman yang akan dilombakan.

Akhirnya remaja itu mau.  Penuh kesabaran bu Dian melatihkan cara berjalan, pengucapan, akting dan mimik muka dari kharakter yang dibawakan kepada Levi. Sampai akhirnya lomba pun diadakan. Bu Dian memasangkan pakaian yang sudah disiapkannya pada Levi. Tak lupa wanita pintar itu juga merias wajah levi hingga mirip tokoh WR. Supratman,

 Levi tampil total. Dia tidak mau membuat bu Dian kecewa. Dia berusaha menerapkan nasehat dan instruksi yang telah dilatihkan bu Dian selama ini, Awalnya Levi gugup. Kakinya gemetaran ketika melangkah di karpet merah. Semua geraknya diperhatikan penonton. Levi gugup. Namun tekadnya untuk membalas budi baik bu Dian muncul. Levi tidak menghiraukan rasa takutnya. Dia bangkit dengan penuh percaya diri. Suaranya bergema ketika membacakan deskripsi singkat tokoh yang dia perankan. Semua mata tak lepas memandang dan terkesima. Penampilan Levi memukau semua penonton. Alhasil, Levi meraih juara pertama. ( Dindra )

0 komentar:

Posting Komentar